Asal Mula Pasar Malam Yang Sudah Berdiri Pada Masa Kolonial

Pasar malam merupakan sebuah tempat yang selalu menjadi pusat perhatian baik dikalangan anak muda maupun dikalangan orang tua. Pasar malam tentunya selalu identik dengan wahana permainan, seperti komidi putar, bianglala, kereta api mini, dan masih banyak lagi permainan lainnya.

Jika datang ke pasar malam pastinya kamu akan menemukan berbagai macam jajanan. Karena pasar malam sendiri secara tidak langsung sangat menguntungkan secara ekonomi. Hal ini terbukti pusat perhatian pengunjung tak hanya dibagian permainannya saja.

Pengunjung pastinya akan berkeliling untuk melihat pernak-pernik, makanan, atau minuman yang dijual di sekitaran pasar malam.

Apakah pernah terfikirkan oleh kamu bagaimana sih sejarah pasar malam?.

Sejarah Pasar Malam

Pasar malam bisa dikatakan proses transaksi yang dilaksanakan pada malam hari. Segala hal di tempat ini diperjualbelikan seperti pasar tradisional yang beroperasi pada siang hari.

Pasar malam sudah ada sejak abad ke-6 dan ke-7 M di masa Dinasti Sui, Tiongkok. Kemudian di Indonesia, pasar malam telah ada sejak masa kolonial Belanda yang dimulai sejak tahun 1870 atau setelah terbitnya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) dan Undang-Undang Gula (Saka Wet) oleh Pemerintahan Hindia-Belanda.

Ternyata, dampak yang terjadi karena adanya pasar malam saat itu adalah liberalisasi ekonomi Indonesia semakin luas. Salah satu buktinya adalah pertumbuhan industry yang semakin pesat. Tak hanya di Pulau Jawa, namun di Pulau Sumatera, khususnya di Sumatera Timur. Bahkan sejak akhir abad ke-19 Sumatera Timur menjadi pusat perhatian industri perkebunan modern.

READ  Di Balik Cerita Mitos Menjadi Misteri Gunung Slamet Terdapat Pesona Wisata Yang Indah

Perusahaan yang berada di Sumatera Timur saat itu tak hanya dimiliki Belanda saja namun terdapat pengusaha asing seperti Jerman, Polandia, Amerika Serikat, dan sebagainya. Pertumbuhan industri membutuhkan tenaga kerja yang lebih. Dan dari sinilah muncuk istilah “kuli”.

Para kuli ini tak hanya dari Hindia-Belanda namun didatangkan juga dari luar negeri. khusus dibagian Sumatera Selatan para kuli banyak didatangkan dari Pulau Jawa, Tiongkok, dan India.

Sebelum bekerja mereka akan melakukan perjanjian kerja atau yang sering dikenal dengan kontrak. Biasanya disetujui selama satu tahun dan gaji yang diberikan di awal sebelum mulai kerja.

Tetapi, saat itu banyak kuli yang bekerja hingga mati akibat kerja yang berat atau karena dihukum akibat melakukan pelanggaram. Kondisi ini yang menyebabkan banyak kuli yang menderita sakit bahkan sampai meninggal dunia.

Hal inilah yang menyebabkan banyak kuli yang kabur dari pekerjaannya. Namun, perusahaan perkebunan pun menyadari bahwa pentingnya kehadiran kuli. Hingga mereka membuat pasar malam demi kenyamanan para kuli. Pasar malam dibuat sebagai sarana hiburan untuk para kuli melepaskan penat mereka.