Ada banyak cara berbeda untuk mengukur suhu tubuh saat mengalami demam. Pada bahasan kali ini Anda dapat mengetahui bagaimana mengukur suhu tubuh untuk mendiagnosa demam, termometer klinis mana yang cocok dan berapa rentang suhu sehingga tubuh dapat dikatakan sedang demam.
Pada suhu berapakah tubuh demam?
Demam merupakan reaksi tubuh terhadap berbagai penyebab, seperti penyakit infeksi. Ketika ini terjadi, suhu tubuh meningkat karena meningkatnya aktivitas sel-sel kekebalan tubuh. Suhu tubuh normal adalah sekitar 37 derajat Celcius.
Suhu rujukan untuk mendiagnosa seseorang sedang demam adalah saat tubuh berada pada kisaran 37,5 hingga 38,1 derajat celcius. Orang dalam kondisi ini dapat dikatakan memilki suhu tubuh tinggi. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, suhu tubuh bisa naik di atas 40 derajat, bila anda mendapati hal demikian segera berkonsultasi ke dokter .
Bagian tubuh manakah yang tepat untuk mengukur suhu tubuh?
Ada beberapa tempat di mana Anda bisa demam. Namun, tidak semua bagian tubuh tepat untuk dilakukan pengukuran. Untuk kesan pertama, ada baiknya jika Anda merasakan suhu di dahi Anda dengan tangan Anda dan membandingkannya dengan suhu dahi orang lain jika perlu.
Adapun titik-titik berikut ini cocok untuk pengukuran suhu tubuh dengan tepat:
- di anus: pengukuran dubur dianggap paling akurat.
- di mulut : menempatkan termometer klinis di bawah lidah tepatnya pada salah satu lekukan di kanan dan kiri pangkal lidah. Dengan metode pengukuran ini, penting bagi Anda untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman dingin selama minimal 30 menit. Hasil pengukuran metode ini sekitar 0,3-0,5°C di bawah nilai sebenarnya.
- di ketiak : Pengukuran pada bagian cukup tidak tepat. Nilai yang Anda ukur di sini bisa mencapai dua derajat Celcius di bawah suhu tubuh Anda yang sebenarnya.
- Di telinga : termometer telinga khusus untuk mengukur suhu di bagian telinga. Jika Anda melakukan pengukuran ini dengan benar, Anda akan mendapatkan hasil yang sangat akurat. Namun, sebaiknya metode ini tidak digunakan pada bayi.
- Di dahi : Ada juga termometer khusus untuk pengukuran akurat di bagian dahi Termometer klinis apa yang paling bagus?
Ada berbagai jenis termometer, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Perangkat mana yang cocok tergantung di mana Anda ingin mengukur demam. Secara umum, ada termometer kontak yang memiliki kontak logam di ujungnya. Bagian tersebut harus bersentuhan langsung dengan bagian tubuh yang ingin diukur suhunya.
Ada juga termometer yang tidak memerlukan kontak langsung dengan tubuh. Termometer jenis ini menentukan suhu melalui radiasi infra merah. Berikut adalah tiga jenis termometer medis yang paling umum:
- Termometer kontak analog, dulu digunakan dengan kolom merkuri. Karena merkuri sangat beracun, termometer ini belum disetujui untuk penggunaan pribadi di UE sejak 2009. Sebaliknya, merkuri diganti dengan galium. Jika Anda ingin menggunakan termometer klinis seperti ini, Anda harus tahu bahwa ini adalah “termometer nilai puncak”. Ini berarti bahwa tingkat kolom logam tetap pada nilai terukur tertinggi setelah pengukuran. Jika Anda ingin menggunakan termometer lagi, Anda harus mengocoknya untuk menurunkan levelnya atau melakukan kalibrasi.
- Termometer kontak digital . Harganya hampir sama dengan termometer klinis analog dan juga sangat akurat. Alat ini juga memiliki keunggulan dibandingkan termometer analog yaitu lebih mudah digunakan. Proses pengukuran berlangsung maksimal 60 detik dan perangkat menggunakan sinyal suara untuk menandakan akhir pengukuran. Sebuah studi oleh Stiftung Warentest pada tahun 2008 menunjukkan bahwa termometer ini paling mudah digunakan .
- Termometer inframerah (thermogun), paling sering digunakan untuk mengukur suhu bagian telinga, juga pada termometer yang mengukur suhu dahi. Di bidang medis, termometer jenis ini semakin banyak digunakan karena sangat cepat dan akurat. Namun, sisi negatifnya adalah termometer ini harganya lebih mahal daripada termometer kontak yang disebutkan sebelumnya. Alat ini sangat akurat bila digunakan dengan benar.