Berlian Kohinoor adalah sebuah berlian yang dipercaya sebagai salah satu yang paling berharga di dunia. Asalnya dari India, dipercaya ditambang di masa dinasti Kaka Tia pada abad ke-13 di selatan Sungai Krishna. Pada waktu itu, India merupakan satu-satunya wilayah penghasil berlian di dunia sebelum tambang lain ditemukan di Brazil pada abad ke-18. Berlian ini kemudian dianggap sebagai milik sultannya, Alauddin halji dari Kesultanan Delhi, yang berhasil menaklukkan Kaka Tia dan mengambil berlian ini dari matanya Dewi bandara kali. Kemudian, Zahir Udin bador, seorang keturunan Mongol yang datang ke India, membentuk kekaisaran Mughal dan menjadi sultannya. Sultan babur berhasil menguasai banyak wilayah termasuk Delhi, dan merampas banyak harta milik penguasa sebelumnya, termasuk berlian ini yang merupakan milik Alauddin hilzi. Tulisan babur tentang berlian ini merupakan catatan tertua yang menyebutkan berlian yang diyakini sebagai kohinoor. Berlian ini kemudian dianggap milik kekaisaran Mughal di India sampai tahun 1739, saat India dikuasai oleh Britania Raya.
Jadi harta yang diperebutkan Inggris dan India
Terdapat masalah terkait perpindahan kepemilikan berlian ini yang dianggap rumit oleh beberapa pihak. Ada yang berpendapat bahwa India masih memiliki hak atas berlian ini karena ditambang di wilayah India dan merupakan milik sultannya selama bertahun-tahun. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa berlian ini sudah menjadi milik Britania Raya setelah India dikuasai oleh negara tersebut dan kemudian diberikan kepada Ratu Elizabeth II. Masalah ini menjadi perdebatan yang terus berlangsung hingga saat ini, dan masih belum ada keputusan yang pasti mengenai siapa yang sebenarnya memiliki hak atas berlian ini.
Selain masalah kepemilikan, berlian kohinoor juga terkenal karena memiliki cerita panjang dan menjadi rebutan antara Inggris dan India. Pada tahun 1852, berlian ini dijual kepada Maharaja Ranjit Singh, seorang raja di India, dengan harga sekitar 400.000 poundsterling. Kemudian, setelah kematian Maharaja Ranjit Singh pada tahun 1839, berlian ini diberikan kepada putranya, Duleep Singh. Namun, pada tahun 1849, Duleep Singh diusir dari India dan dibawa ke Inggris oleh Lord Dalhousie, Gubernur Jenderal Britania Raya di India. Di Inggris, Duleep Singh menjual berlian koinor kepada Ratu Victoria dengan harga sekitar 300.000 poundsterling. Sejak saat itu, berlian ini menjadi milik Inggris dan kemudian diberikan kepada Ratu Elizabeth II setelah kematiannya.
Berlian ini juga terkenal karena diyakini sebagai salah satu yang paling berharga di dunia. Berdasarkan catatan William dari Rimple, sejarawan yang menulis buku “Kohinur: The History of the World’s Most Infamous Diamond”, berlian ini dianggap sebagai berlian terbesar di dunia pada tahun 1852, dengan berat sekitar 186,8 carat. Berlian ini kemudian dipotong menjadi 109,8 carat pada tahun 1853 oleh Woolfe & Hobbs, sebuah perusahaan berlian di London. Berlian ini kemudian dipajang di Crystal Palace Exhibition pada tahun 1853, dan menjadi salah satu yang paling dilihat oleh pengunjung.
Selain masalah kepemilikan dan nilai yang tinggi, berlian ini juga terkenal karena dipakai sebagai bahan marketing oleh beberapa perusahaan. Salah satu contohnya adalah Nostradamus, seorang ilmuwan dan ahli astrologi Prancis abad ke-16 yang terkenal dengan ramalannya. Nostradamus pernah menyebutkan tentang keberadaan berlian kohinor dalam salah satu ramalannya, yang kemudian dianggap sebagai marketing oleh beberapa perusahaan yang menggunakan ramalannya sebagai bahan promosi.
Namun, selain kepopulerannya, berlian kohinor juga terkenal karena sejarah yang penuh dengan kekerasan dan perselisihan. Sejak ditambang di India hingga saat ini, berlian ini telah menjadi sasaran kejar-kejaran dan pertarungan antar negara dan raja-raja. Hal ini menambah aura misterius dan keangkeran yang terkait dengan berlian ini.