Danau Buyat adalah sebuah danau yang terletak di tepi jalur trans Sulawesi lingkar selatan, di Desa Buyat, Kecamatan Kotabunan, Boltim. Danau ini menurut cerita warga dihuni oleh buaya. Tak jarang buaya di danau itu bisa di lihat warga. Tak hanya itu, buaya penghuni danau tersebut juga bisa dipanggil orang tertentu.
Danau buyat merupakan salah satu danau yang memiliki cerita legenda yang kerap di percaya hingga kini. Danau seluas 50 hektar masih aktif menjadi tempat nelayan mencari ikan. Kawasan danau masih terbilang alami dengan pepohonan yang rindan dan mangrove tumbuh dengan subur.
Danau duyut ini tampak terlihat keruh dan tak ada gelombang dan gerakan air di dalam danau tersebut. Namun Danau yang begitu tenang tersebut menjadi tempat tinggal sejumlah buaya. Buaya-buaya tersebut menyimpan begitu banyak cerita yang di percaya hingga turun-temurun di wariskan kepada anak cucu warga buyat.
Konon katanya kisah seekor buaya yang memiliki hubungan dengan manusia, yaitu hubungan persaudaraan, yang dimana manusia yang mempunyai kembaran buaya,. Cerita ini sudah di pecaya dan ada sejak turun-temurun dan terbentuklahh perjanjian anatara manusia dengan buaya di danau buyat untuk tidak saling mengganggu.
Kisah ini berawal dari salah satu keluarga yang tinggal di telaga tompunu, seorang anak memiliki kembaran buaya, mereka merawat anak dan seekor buaya tersebut namun setelah makin lama dan makin besar, orang tua memutuskan untuk melepaskannya ke danau dengan perjanjian “jangan menganggu anak cucu manusia yang mencari ikan disini. Kalau mencelakai, maka Buaya akan dimusnakan”.
Janji itulah yang dipegang hingga saat ini antara manusia dan buaya. Percaya atau tidak hingga saat ini Buaya tak menganggu para warga yang mencari ikan di danau tersebut. Karena ada perjanjian itulah banyak nelayan yang mencari ikan di danau namun tak pernah sekali pun di ganggu oleh buaya buaya yang terbilang banyak dan bersarang di danau buyat tersebut. Dan ada juga cerita dari masyarakat setempat buaya tersebut bahkan pernah menolong anak kecil yang tenggelam di danau tersebut.
Banyak Orang mungkin akan menganggap cerita buaya kembaran manusia itu hanya dongeng, Namun masyarakat setempat punya cerita tersendiri ketika puluhan tahun lalu menjadikan danau tersebut sebagai tempat menangkap ikan. Dan mereka percaya buaya di danau tersebut bukan buaya biasa pada umumnya bisa di bedakan dari jari kaki buaya di danau buyat memiliki jadi lima, sedangan buaya pada umumnya hanya memiliki empat jari saja.
Dari sekian banyak buaya yang berada di danau tersebut masyarakat tak dapat membedakan yang mana buaya kembaran manusia, namun masyarakat setempat sudah memberikan nama pada buaya buaya. seperti Buaya puul, Buaya Selempang, Buaya Tembaga, Buaya Makabombong.
Kepala dinas Pariwisata Boltim, Eko Marsidi. mengaku sedang menyusun sebuah cerita untuk memperkenalkan adat, budaya serta sejarah, terkait tanaman kopi, rempah-rempah bahkan ritual-ritual masyarakat lokal untuk memanggil buaya di danau, yang masih dilestarikan sampai hari ini.
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Boltim ini, untuk dijadikan pedoman dalam pembangunan kepariwisataan daerah dalam rangka mewujudkan pembangunan kepariwisataan yang terstruktur, terukur dan berkelanjutan. Serta selaras dengan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Boltim.