Garuda Wisnu Kencana menjadi landmark dari pulau Dewata yang sudah banyak dikenal oleh para wisatawan. Kemegahan karya seni rancangan I Nyoman Nuarta ini banyak dikagumi dan tak sekedar dibuat. Patung yang berdiri di Bukit Unggasan, Jembrana Bali ini merupakan representasi dari Dewa Wisnu yang tengah mengendarai Garuda.
Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu dipandang sebagai dewa pelindung alam semesta, didampingi dengan burung Garuda yang melambangkan kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih. Sedangkan Kencana berarti emas karena Dewa Wisnu dan Garudanya berdiri di sebuah tempat yang dilapisi dengan emas. Selain dijadikan maskot, Garuda Wisnu Kencana juga kerap muncul di cerita-cerita rakyat Bali. Seperti apakah ceritanya, berikut merupakan cerita rakyat Bali, Garuda Wisnu Kencana.
Cerita Rakyat Bali Garuda Wisnu Kencana
Konon disebuah negeri di Pulau Bali, hiduplah seorang Resi yang arif dan bijaksana. Resi itu bernama Resi Kasyapa. Beliau memiliki dua orang istri yakni Kadru dan Winata. Resi kasyapa bersikap adil kepada kedua istrinya, namun salah satu istrinya yaitu Kadru selalu menyimpan rasa iri dan dengki kepada Winata.
Alkisah Kedua istri Resi Kasyapa masing-masing dikaruniai anak. Kadru dikaruniai para Naga, sedangkan Winata dikaruniai seekor Burung Garuda. Kadru yang tetap memiliki rasa iri dan dengki terhadap Winata selalu melancarkan niat jahat agar Winata dapat keluar dari lingkaran keluarga Resi Kasyapa. Suatu ketika, Para Dewa mengaduk-aduk samudra untuk mendapatkan Tirtha Amartha.
Tirtha(air) yang diebut-sebut dapat memberikan keabadian kepada siapapun yang dapat meminumnya walaupun hanya setetes. Bersamaan dengan kejadian itu, muncullah kuda terbang bernama Ucaihswara. Oleh karena Kadru yang selalu menaruh rasa dengki terhadapa Winata, Kadru kemudian menantang Winata untuk menebak warna Kuda Ucaihswara yang belum terlihat oleh mereka.
Winata kemudian menyanggupi tantangan dari Kadru dengan perjanjian, jika siapapun yang kalah harus bersedia menjadi budak dan selalu mentaati seluruh perintah dari yang menang. Kemudian Kadru menebak warna kuda itu berwarna hitam, dan Winata menebak warna kuda itu berwarna putih. Sebelum kuda itu muncul, secara diam-diam Kadru menerima informasi dari anaknya(naga) bahwa kuda itu sebenarnya berwarna putih.
Mengetahui bahwa dirinya akan kalah, maka Kadru berbuat licik dengan menyuruh anaknya untuk menyembur dengan racun tubuh kuda itu sehingga terlihat kehitaman. Benar saja kuda yang dulunya putih kemudian menjadi hitam setelah muncul dan dilihat oleh Kadru dan Winata. Karena Winata merasa dirinya telah kalah, maka ia bersedia menjadi budak Kadru selama hidupnya.
Garuda wisnu kencana menyadari kelicikan Kadru, anak Winata yakni sang Garuda tidak tinggal diam. Dia kemudian bertarung dengan anak-anak Kadru yakni para Naga yang berlangsung tanpa henti siang dan malam. Keduanya berhasil menahan imbang disetiap pertarungan sampai akhirnya para Nagapun memberikan persyaratan bahwa dia akan membebaskan Winata dengan syarat sang Garuda dapat membawakan Tirtha Amartha kepada para Naga.
Sang Garuda menyanggupinya, dia bersedia mencari Tirtha Amertha yang tidak dia ketahui tempatnya agar dia dapat menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Di tengah petualangannya, sang Garuda bertemu dengan Dewa Wisnu yang membawa Tirtha Amertha. Garuda kemudian meminta Tirtha Amertha itu, Dewa Wisnu menyerahkannya dengan syarat agar Garuda mau menjadi tunggangan Dewa Wisnu yang kemudian dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana.
Garuda kemudian mendapat tirtha amertha dengan berwadahkan kamendalu dengan tali rumput ilalang. Ia memberikan tirtha tersebut kepada para naga, namun sebelum para naga sempat meminumnya tirtha itu terlebih dahulu diambil oleh dewa indra yang kebetulan lewat. Namun tetesan tirtha amertha itu masih tertinggal di tali rumput ilalangnya.
Naga kemudian menjilat rumput ilalang tersebut yang ternyata sangat tajam dan lebih tajam dari pisau. Oleh karena itu lidah naga menjaBegitulah akhir cerita dari Sejarah Cerita Garuda Wisnu Kencana. Lalu apa hubungan Garuda anak Winata dengan Garuda Lambang Negara Indonesia? Karena melihat filosofi diatas para petinggi yang membangun Negara Indonesia kemudian memilih Burung Garuda sebagai lambang Negara Indonesia karena melihat kegigihan Burung Garuda dalam berbakti kepada ibunya agar ibunya dapat lolos dari perbudakan.
Garuda tersebut melambangkan kegigihan masyarakat pribumi (masyarakat indonesia) dalam memperjuangkan tanah Ibu pertiwi agar lolos dari perbudakan para penjajah kala itu.di terbelah menjadi 2 ujung yang kemudian disetiap keturunan naga itu juga memiliki lidah yang terbelah. Kemudian ibu Winata berhasil dibebaskan dari jeratan perbudakan.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau terkenal dengan nama GWK Bali menjadi rekomendasi tempat selanjutnya yang wajib kamu kunjungi saat liburan ke Bali. Hampir setiap hari objek wisata Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana ini ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Daya tarik utamanya adalah berdirinya patung tertinggi di Indonesia dan ke-3 di dunia, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana yang memiliki tinggi 75 meter dengan tinggi total mencapai 122 m. Terdapat banyak hal yang bisa kamu nikmati di area Taman Budaya ini, mulai dari kemegahan patung di Plaza Wisnu, Pertunjukan Seni Tari-tarian, tebing-tebing kapur yang fotogenik dan memorable, dan masih banyak lagi. Bagi kamu yang ingin berkunjung, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali berlokasi di Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, kabupaten Badung, Bali.