Minyak sawit adalah sejenis minyak nabati yang terbuat dari buah kelapa sawit (Elaeis guineensis) , yakni sejenis pohon palem yang berasal dari Afrika.
Ada kemungkinan besar Anda telah mengkonsumsi minyak sawit atau produk turunannya.Minyak ini digunakan untuk memasak dan sebagai bahan makanan seperti kerupuk, pengganti mentega, dan makanan beku, serta produk seperti sabun, sampo, makeup, dan bahkan biofuel (bahan bakar kendaraan).
Namun, metode yang digunakan untuk memproduksi minyak sawit sangat tidak ramah lingkungan dan telah merusak lingkungan di Asia Tenggara.
Namun demikian, industri kelapa sawit mengklaim bahwa tanaman ini memainkan peran penting dalam sistem pangan dan menyediakan lapangan kerja di negara-negara dimana ia ditanam.
Sebagai ahli diet yang peduli dengan masa depan sistem pangan global kita, saya ingin melihat secara mendalam dampak minyak kelapa sawit terhadap lingkungan, karena jelas bahwa penggunaan minyak kelapa sawit saat ini tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Artikel ini mengulas beberapa masalah keberlanjutan yang mendesak dengan minyak kelapa sawit dan mengeksplorasi beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengadvokasi praktik produksi yang lebih baik.
Mengapa minyak kelapa sawit begitu populer
Banyak dari kita tidak menyadari betapa populernya minyak kelapa sawit. Pada tahun 2021, dunia menghasilkan lebih dari 167 juta pound (75,7 juta kg) minyak kelapa sawit.
Kelapa sawit sudah menjadi minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia, dan permintaannya diperkirakan akan terus meningkat.
Minyak ini semakin populer selama Revolusi Industri abad ke-18 dan ke-19. Selama beberapa dekade terakhir karena produsen mulai mencari bahan serbaguna untuk menggantikan lemak dalam makanan olahan.
Minyak kelapa sawit tidak hanya berfungsi sebagai pengawet tetapi juga tetap stabil di bawah suhu tinggi dan memiliki rasa yang lembut serta tekstur yang halus. selain itu, menanam dan memanen tanaman ini cukup hemat biaya.
Ketika industri makanan menyadari manfaat minyak sawit, penggunaannya meningkat pesat selama tahun 1970-an dan 1980-an. Minyak ini sekarang digunakan di hampir setengah dari semua barang konsumen di seluruh dunia.
Biaya minyak kelapa sawit terhadap lingkungan
Hanya beberapa negara terutama Indonesia dan Malaysia menghasilkan hampir 85% dari minyak kelapa sawit dunia
Sebagian Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin dimana kelapa sawit tumbuh paling baik produksinya. Meski begitu, karena dampaknya terhadap lingkungan begitu signifikan, jumlah akhir produksi minyak sawit mungkin jauh lebih besar dari yang dipasarkan. Berikut adalah beberapa masalah lingkungan yang paling menonjol yang melibatkan minyak kelapa sawit:
- Deforestasi. Di beberapa bagian Asia, minyak kelapa sawit diperkirakan menyebabkan hampir setengah dari seluruh deforestasi. Penebangan hutan untuk pertanian melepaskan gas rumah kaca dan menyebabkan perusakan habitat.
- Terancamnya keanekaragaman hayati. Produksi skala besar dari komoditas pertanian seperti minyak kelapa pasti menyebabkan polusi tanah dan saluran air di sekitarnya. Deforestasi untuk membuka jalan bagi tanaman kelapa sawit juga merupakan sumber utama polusi udara
- Hilangnya keanekaragaman hayati. Akibat penggundulan hutan dan hilangnya habitat, banyak populasi burung, gajah, orangutan, dan harimau menjadi semakin terancam atau hampir punah di negara-negara penghasil minyak sawit yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Penebangan hutan untuk membangun perkebunan kelapa sawit berkontribusi terhadap pemanasan global dengan melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah berlebihan ke udara
- Pertumbuhan dan produksi yang tak tanggung-tanggung. Permintaan minyak sawit diproyeksikan akan terus meningkat selama 10 tahun ke depan. Produksi dapat tumbuh 100% atau lebih di beberapa daerah, hal ini memperburuk kerusakan lingkungan.
Paradoksnya, produksi minyak sawit juga terancam oleh pemanasan global. Beberapa varietas sawit tidak hanya tumbuh buruk di suhu yang lebih hangat, tetapi banjir akibat naiknya permukaan air laut juga mengancam negara penghasil minyak sawit seperti Indonesia.
Haruskah Anda menghindari minyak sawit?
Ini adalah pilihan pribadi apakah Anda memutuskan untuk menghindari minyak kelapa sawit atau mencoba hanya menggunakan minyak kelapa sawit yang berasal dari sumber yang berkelanjutan dan etis.
Banyak kontroversi seputar kelapa sawit melibatkan:
- lingkungan
- perubahan iklim
- pertanian berkelanjutan
- Hak masyarakat adat untuk mengelola tanah mereka
- hak asasi manusia
- hukum pekerja
- anak
Jelas bahwa produksi minyak kelapa sawit dalam bentuknya saat ini tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Selain itu, organisasi seperti Amnesty International, Forum Hak Buruh Internasional, dan Human Rights Watch menuduh industri kelapa sawit menggunakan pekerja anak, gagal melindungi tanah masyarakat adat, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Namun, sekadar mengganti minyak sawit dengan minyak nabati lainnya mungkin bukan pilihan yang tepat. Tanaman minyak nabati lainnya mungkin akan menggunakan lebih banyak sumber daya dan dengan demikian berkontribusi lebih besar terhadap perubahan iklim aripada minyak sawit, karena tanaman sawit tumbuh secara efisien dan memiliki output yang jauh lebih tinggi daripada pabrik penghasil minyak lainnya.