Bhutan, yang secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Bhutan, adalah negara kecil yang terletak di Asia Selatan. Negara ini dikelilingi oleh China dan India, dan terletak di dataran tinggi Himalaya. Bhutan terkenal sebagai negara yang paling tersembunyi di dunia dan juga memiliki penduduk yang paling bahagia di dunia.
Sejarah Bhutan dapat dilacak hingga abad ke-7, ketika Guru Rinpoche atau Padmasambhava, seorang biksu Buddha Tibet, datang ke wilayah itu dan menyebarkan ajaran agama Buddha. Pada tahun 1616, Ngawang Namgyal, seorang pemimpin spiritual, menyatukan Bhutan dan memperkenalkan sistem politik dan keagamaan yang unik. Bhutan menjadi kerajaan pada tahun 1907, ketika Wangchuk dinobatkan sebagai raja pertama Bhutan.
Indeks Kebahagiaan Nasional
Bhutan memiliki konsep yang unik dalam menilai kemajuan negaranya, yaitu dengan Kebahagiaan Nasional (GNH). GNH adalah konsep yang mengukur kemajuan negara dengan cara yang berbeda dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB) yang digunakan oleh negara-negara lain. Konsep ini mencakup empat pilar utama: pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan, pelestarian dan promosi nilai-nilai budaya, konservasi lingkungan alam, dan tata kelola yang baik.
Penduduk Bhutan mengutamakan kebahagiaan di atas uang atau materi, dan pemerintah Bhutan secara aktif mempromosikan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam kebijakan pembangunan nasionalnya. Negara ini terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya dan mempertahankan konsep GNH sebagai ukuran keberhasilan negara.
Kebudayaan Bhutan
Bhutan memiliki kekayaan budaya yang sangat kaya dan unik. Negara ini terkenal karena upacara dan festivalnya yang penuh warna, di antaranya Festival Tsechu yang diadakan setiap tahun di berbagai distrik di Bhutan. Festival ini dimeriahkan dengan tarian dan pakaian tradisional yang indah, dan dihadiri oleh orang-orang dari seluruh Bhutan.
Budaya Bhutan juga tercermin dalam arsitektur uniknya. Bangunan-bangunan di Bhutan sering dihiasi dengan ukiran kayu dan lukisan bergaya tradisional. Salah satu contoh arsitektur yang terkenal di Bhutan adalah dzong, sebuah benteng yang digunakan sebagai tempat beribadah dan pusat pemerintahan.
Pariwisata di Bhutan
Bhutan membuka diri untuk pariwisata pada tahun 1974, dan sejak itu jumlah wisatawan ke negara ini terus meningkat. Namun, pemerintah Bhutan masih menjaga aspek keberhasilan pariwisata, dengan membatasi jumlah wisatawan dan menerapkan biaya minimum yang harus dibayarkan oleh setiap wisatawan per hari. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pariwisata di Bhutan tidak merusak lingkungan alam dan budaya negara tersebut.
Namun, biaya tersebut sebanding dengan pengalaman yang didapat oleh wisatawan yang mengunjungi Bhutan. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam yang spektakuler dan melihat kekayaan budaya dan sejarah Bhutan. Beberapa tempat yang harus dikunjungi saat berada di Bhutan antara lain Taktsang Monastery atau yang juga dikenal sebagai Tiger’s Nest, sebuah kuil yang terletak di lereng pegunungan dan Paro Valley yang menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Ekonomi Bhutan
Ekonomi Bhutan didominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Sebagian besar penduduk Bhutan bekerja di sektor ini, dengan beras menjadi produk utama yang dibudidayakan. Namun, Bhutan juga memiliki potensi untuk sektor industri dan pariwisata yang terus berkembang.
Bhutan juga mengandalkan ekspor energi hidroelektrik ke India untuk pendapatan ekonomi yang signifikan. Pada 2020, energi hidroelektrik menyumbang sekitar 33% dari PDB Bhutan dan merupakan sumber pendapatan negara terbesar.
Lingkungan Bhutan
Bhutan terkenal dengan kekayaan alamnya yang luar biasa. Hutan di Bhutan mencakup lebih dari 70% wilayah negara ini dan menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna. Negara ini juga memiliki delapan taman nasional dan sebelas kawasan konservasi alam yang dirancang untuk melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan alam.
Namun, lingkungan Bhutan tidak sepenuhnya terbebas dari tantangan. Perubahan iklim dan polusi menjadi ancaman bagi lingkungan di Bhutan, dan pemerintah Bhutan telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampaknya. Bhutan adalah salah satu dari sedikit negara yang telah mengambil langkah konkret untuk memerangi perubahan iklim, dengan menanam pohon dan melindungi hutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.