Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali adalah salah satu tempat wisata yang berada di Br. Tinggan Pelaga Petang, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia. Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.
Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota Badung tidak mengunjungi Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali yang mempunyai keindahan yang tiada duanya tersebut.
Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari libur lainnya. Keindahan Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali ini sangatlah baik bagi anda semua yang berada di dekat atau di kejauhan untuk merapat mengunjungi tempat Wisata Pura Puncak Manggu di Petang Badung Bali di kota Badung.
Daya Tarik Wisata Pura Puncak Manggu
Pura Pucak Mangu adalah Pura Kahyangan Jagat dengan dua fungsi yaitu sebagai Pura Catur Loka Pala dan Pura Padma Bhuwana. Di Pura Pucak Mangu beliau dipuja di Meru Tumpang Lima dengan sebutan Batara Pucak Mangu dengan upacara piodalan-nya setiap Purnamaning Sasih Kapat. Pura Pucak Mangu memiliki dua Pura Penataran yaitu Pura Penataran di Ulun Danu Beratan di Kabupaten Tabanan dan Penataran di Desa Tinggan Kecamatan Petang Kabupaten Badung.
Penataran Pura Puncak Mangu yang pertama didirikan tahun 1555 Saka atau tahun 1633 Masehi di tepi Danau Beratan karena itu disebut juga Pura Ulun Danu Beratan. Pura ini berada di sebelah Pura Dalem Purwa. Penataran Pura Pucak Mangu yang kedua didirikan tahun 1752 Saka atau tahun 1830 Masehi oleh Cokorda Nyoman Mayun.
Di samping upacara piodalan setiap tahun juga diadakan upacara Ngebekin. Fungsi upacara Ngebekin adalah sebagai sarana pemujaan kepada Tuhan sebagai Dewa Sangkara untuk memohon agar hasil tumbuh-tumbuhan terutama padi dapat berhasil dengan baik. Dewa Sangkara adalah manifestasi Tuhan sebagai penjaga tumbuh-tumbuhan. Banten pokok dalam upacara Ngebekin yakni Banten Sorohan Pelupuhan.
Upacara Ngebekin ini tujuannya adalah memohon Tirtha Ngebekin. Umat dari delapan kelompok pemaksan setiap upacara Ngebekin membawa sujang yaitu potongan bambu yang masih hijau sebagai tempat tirtha. Tirtha Ngebekin ini tidak boleh digunakan untuk nyiratang atau diminumkan kepada manusia. Tirtha Ngebekin itu hanya untuk kasiratang (dicipratkan) kepada sawah ladang dan tumbuh-tumbuhan pertanian. Tirtha Ngebekin itulah sebagai simbol penyucian dan pemeliharaan segala tumbuh-tumbuhan pertanian sebagai sumber hidup umat manusia.
Jika ingin berkunjung pantaulah cuacanya terlebih dahulu supaya tidak menghalangi liburannya. Anda perlu mempersiapkan keperluan yang akan butuhkan seperti membawa bekal, air minum dan lainnya. Serta beberapa barang tambahan seperti kamera karena anda pasti ingin mengabadikan moment bersama kelurga ataupun teman – teman anda.