Ilmu Hitam : Doti Suku Kajang Terkenal Kesaktiannya Tidak Main-Main

Di Pulau Sulawesi tepatnya di Bulukumba adalah kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan, banyak terdapat tempat wisata yang bisa di kunjungi seperti Pantai Marumasa, Pantai Tanjung Bira, dan lain lain. Namun di kedalaman Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari pusat kota Bulukumba, terdapat suku yang di kenal memiliki ilmu mistisnya. Suku kajang merupakan suku tertua yang ada di Desa Tana Toa.

Suku Kajang adalah sebuah suku di Sulawesi Selatan yang sangat populer di masyarakat, bukan hanya di Sulawesi, tetapi juga di Indonesia. Bahkan hingga ke manca negara, suku Kajang cukup dikenal. Suku yang dikenal karena kebiasaan suka mengisolasi diri dari peradaban dan dunia luar, suku satu ini juga lekat dengan pamor gaibnya. Menutrut kabar mengatakan kalau suku Kajang ini luar biasa sakti. Mereka memiliki ilmu-ilmu gaib luar biasa yang begitu kuat dan mematikan. Makanya, suku satu ini sering disebut-sebut sebagai yang paling kuat di Indonesia.

Meskipun kesannya seram, tapi suku satu ini juga punya hal-hal unik dan menyenangkan. Misalnya soal aturan hidup yang unik atau perbuatan-perbuatan luar biasa mereka untuk menjaga eksistensi alam.

Suku yang mendiami daerah Bulukumba tersebut merupakan suku yang mencintai alam. Kecintaan suku Kajang terhadap lingkungan disebabkan karena mereka memperlakukan hutan sudah selayaknya ibu. Di mana ibu merupakan sosok yang dihormati serta dilindungi. Selain itu, suku ini dikenal sampai ke manca negara karena mempunyai ilmu sihir atau ilmu santet yang sangat mematikan. Ilmu yang dikenal dengan nama Doti. Ilmu sihir yang disebut Doti ini, dalam bahasa atau di daerah lain disebut santet. Doti ini dikirim karena urusan pribadi seperti dendam atau masalah lainnya. Ilmu hitam ini tidak digunakan dengan sembarangan.

Doti sendiri merupakan ilmu sejenis santet yang digunakan untuk menciderai atau membunuh seseorang. Ritual menyantet ini sendiri hanya menggunakan media berupa foto bertuliskan nama calon korban, dilengkapi seekor ayam putih, serta segelas air putih.

Proses yang dilakukan mula-mula adalah dengan meletakkan foto orang yang disantet di bawah gelas air putih, kemudian sang dukun akan memegang ayam dan dihadapkan di depan gelas sambil membaca mantera. Dikatakan sukses apabila ayam mati dan air putih tadi berubah warna menjadi merah.

Tentang keganasan doti ini sendiri sudah melekat kuat bahkan menjadi legenda yang disematkan pada suku Kajang. Doti ini tidak dilakukan oleh sembarang orang, melainkan ada beberapa orang pilihan yang bisa melakukan ilmu hitam tersebut hingga berhasil.

Bagi mereka yang terkena santet doti ini akan mengalami cacat permanen pada ingatannya disertai nyeri luar biasa hingga berakibat pada kematian mendadak. Asal diketahui doti ini tidak hanya menyerang satu orang saja, melainkan bisa membunuh satu keluarga sekaligus.

Disebabkan tidak semua orang suku Kajang bisa melakukan santet, maka dukun yang gagal melakukan misinya pun akan mendapatkan konsekuensi. Biasanya santet yang diterjunkan kembali ke si penyantet dan akan langsung meninggal di tempat.

tidak sampai di situ saja ternyata, sebab efeknya pun merembet juga pada keturunan-keturunan si dukun. Oleh karena itu ada baiknya buat memikirkan kembali menggunakan ilmu santet mengingat risiko yang diperoleh pun juga besar. Apalagi taruhan utamanya adalah nyawa.

Meski memiliki ilmu hitam yang terkenal mematikan, namun sejatinya Suku Kajang adalah suku yang rendah hati oleh didikan alam dan bisa menerima orang baru. Anak cucunya pun sudah banyak yang merantau ke kota besar maupun keluar pulau. Dengan catatan si pendatang ikut aturan yang berlaku di sana, menjaga perilaku dan juga mengikuti tradisi, maka orang-orang Kajang bisa jadi keluarga baru. (sumber: alpadi pinem)

Exit mobile version