Fakta Menarik Pada Saat Perayaan Hari Raya Nyepi Di Bali

Hari Raya Nyepi menjadi salah satu hari besar yang dinanti-nantikan masyarakat Hindu Bali di Indonesia. Berbeda dengan upacara lain yang semarak, Hari Raya Nyepi justru memberikan sensasi unik bagi Pulau Dewata. Padahal di hari-hari sebelumnya, Bali punya suasana yang jauh lebih meriah dengan beragam tradisi dan upacara adat, seperti Melasti dan Ngerupuk. Mulai dari tak ada warga yang beraktivitas, padamnya layanan seluler, hingga satu-satunya di dunia.

Fakta menarik yang hanya bisa ditemukan saat perayaan Hari Raya Nyepi di Bali

1 . Hanya Dilaksanakan di Indonesia

Hari Raya Nyepi merupakan salah hari besar keagamaan Hindu Bali yang berasal dari India. Dirayakan setahun sekali, Nyepi ternyata hanya dilakukan di Indonesia saja untuk merayakan Tahun Baru Saka. Melalui Nyepi, masyarakat Hindu Bali memaknai pergantian tarikh Saka sebagai bagian dari introspeksi diri. Sekaligus, merayakan persatuan, kebangkitan, dan juga pembaharuan.

2. Memperingati Momen Persatuan Suku dan Agama yang Berbeda

Bertepatan dengan Tahun Baru Saka, Nyepi menjadi momentum untuk mengenang keberhasilan Raja Kaniskha I yang memimpin suku Saka dalam memenangkan pertikaian antar suku bangsa di India. Yaitu suku Saka, Pahiava, Yueh Chi, Yavana, dan Malaya yang menang dan kalah silih berganti.

READ  Alasan Kenapa Umat Hindu Tidak Memakan Dading Sapi

Konon, pada zaman dahulu, kelima suku itu berusaha memperebutkan kekuasaan dan menyebabkan kehidupan beragama menjadi terombang-ambing. Salah satunya adalah karena penafsiran ajaran yang berbeda satu dengan yang lain.

Namun ketika Raja Kaniksha I berhasil memenangkan suku Saka, akhirnya ia dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1, bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, menurut Kalender Isaka. Atau kalau menurut kalender Gregorian, jatuh pada bulan Maret 78 Masehi. Itu sebabnya, Tahun Baru Saka memiliki selisih jumlah tahun yang berbeda dengan tahun Masehi yang kamu gunakan. Untuk tahun 2019, umat Hindu di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Saka 1941.

3.Tidak Ada Layanan Internet, Siaran Televisi dan Radio

Mengikuti himbauan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), untuk memperingati Hari Raya Nyepi, operator telekomunikasi dan seluler akan memadamkan jaringan internet di Bali. Meski begitu, tempat-tempat vital seperti rumah sakit, kantor polisi dan militer, pemadam kebakaran, BPBD, BMKG, BASARNAS, dan bandara masuk ke dalam kawasan yang dikecualikan. Selain internet, siaran radio dan televisi sudah juga dimatikan sementara untuk memperingati Hari Raya Nyepi.

  1. Hari Nyepi mereduksi emisi dari Gas Karbon Dioksida (H2O) sebanyak 20.000 ton dalam sehari
  2. World Silent Day” yang di rayakan setiap tgl 21 maret itu di inspirasi oleh Hari Raya Nyepi, dan di-acc oleh PBB.
  3. Dalam sehari Nyepi di Bali menghemat Listrik sebanyak 60%, jika dirupiahkan sekitar Rp. 4 miliar, atau sekitar 290 megawatt (MW).
  4. Hemat bahan bakar solar sebanyak 500.000 liter atau sebesar Rp. 3 miliar. Ini akibat pengistirahatan 2 Pembangkit listrik di Bali.
READ  Jenis Lalapan Yang Di Gemari Orang Sunda

Kedua pembangkit yang distop operasinya tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Pemaron yang biasa menghasilkan listrik sebesar 80 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk, yang biasa menghasilkan listrik sebesar 130 MW.