Gunung Everest adalah puncak tertinggi di dunia, dengan ketinggian sekitar 8.848 meter (29.029 kaki) di atas permukaan laut. Gunung ini berada di antara negara Nepal dan Tibet, dan merupakan bagian dari Pegunungan Himalaya. Secara geografis, Gunung Everest terletak di perbatasan antara dua wilayah administratif Nepal, Solukhumbu dan Sagarmatha Zone, dan Tibet, Tinggi Autonomi RRC China. Secara umum untuk pendakian Gunung everest, basecamp yang digunakan di Nepal dan jalur yang sering digunakan adalah jalur Sud.
Sejarah pendakian Gunung Everest
Sejarah pendakian Gunung Everest dimulai pada tahun 1921, ketika pasukan survey Inggris yang dipimpin oleh George Mallory berusaha untuk mencapai puncaknya. Namun, pasukan tersebut tidak berhasil mencapai puncak dan kegagalan ini kemudian menjadi alasan bagi Mallory untuk kembali dan mencoba lagi pada tahun 1924. Pada saat itu, Mallory dan rekannya, Andrew Irvine, hilang dan tidak pernah ditemukan lagi, menimbulkan spekulasi apakah mereka berhasil mencapai puncak sebelum meninggal.
Setelah beberapa tahun, pada tahun 1953, pasukan pendakian Inggris yang dipimpin oleh Edmund Hillary dan Tenzing Norgay berhasil mencapai puncak Gunung Everest untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pendakian ini dianggap sebagai prestasi besar dalam dunia pendakian gunung dan memicu banyak pendakian ke puncak yang berikutnya.
Selanjutnya, banyak pendaki profesional dan amatir berusaha untuk mencapai puncak Gunung Everest. Namun, pendakian ke puncak ini sangat berbahaya dan banyak yang kehilangan nyawa. Pada tahun 2019, peraturan pendakian di Nepal dikaji ulang dan pemerintah Nepal mengambil tindakan untuk mengurangi jumlah pendaki yang membuat pendakian dalam satu musim, hal ini disebabkan banyaknya korban jiwa yang terjadi di musim itu.
Selain itu, ada juga isu-isu seperti polusi dan kerusakan lingkungan yang muncul sebagai akibat dari pendakian masif ke Gunung Everest. Beberapa pihak mendesak untuk mengambil tindakan untuk mengurangi dampak negatif dari pendakian ini.
Kondisi cuaca di Gunung Everest
Kondisi cuaca di Gunung Everest sangat buruk dan ekstrem, dengan suhu yang sangat dingin dan angin yang kencang. Pada puncak, suhu rata-rata sekitar -33 derajat Celsius (-27 derajat Fahrenheit) pada musim panas dan bisa mencapai -60 derajat Celsius (-76 derajat Fahrenheit) pada musim dingin. Angin di puncak dapat mencapai kecepatan hingga 150 mil per jam (240 km/jam) dan dapat menyebabkan kondisi whiteout, di mana pengunjung tidak dapat melihat jauh karena kabut yang tebal.
Pada saat pendakian, musim dingin di Gunung Everest sangat berbahaya dan sangat sulit untuk dijalani. Musim panas merupakan waktu yang paling baik untuk pendakian karena suhu relatif lebih hangat dan jalur pendakian lebih mudah diakses. Namun, pada musim panas pun masih terdapat potensi risiko cuaca ekstrim dan perubahan cuaca yang cepat. Tekanan udara rendah di ketinggian yang tinggi juga dapat menyebabkan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Beberapa pendaki profesional mengambil risiko untuk mendaki Gunung Everest pada musim dingin, tetapi ini sangat berbahaya dan sangat tidak direkomendasikan bagi pendaki amatir. Karena kondisi cuaca sangat buruk dan ekstrem, sangat penting bagi pendaki untuk mempersiapkan diri dengan baik dan memantau cuaca sebelum pendakian.
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum mendaki everest
Mendaki Gunung Everest adalah sebuah usaha yang sangat menantang dan memerlukan persiapan yang baik. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendaki:
- Kondisi fisik: Mendaki Gunung Everest memerlukan kondisi fisik yang sangat baik dan kondisi mental yang stabil. Ini mencakup kondisi fisik yang baik seperti daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan kesehatan jantung.
- Latihan: Pendaki harus melakukan latihan yang cukup sebelum mendaki Gunung Everest. Latihan fisik harus mencakup latihan daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan kesehatan jantung. Latihan mental harus mencakup latihan untuk mengatasi tekanan dan kondisi yang sulit.
- Persiapan peralatan: Persiapan peralatan yang baik sangat penting untuk mendaki Gunung Everest. Ini termasuk pakaian, peralatan pendakian, tenda, makanan, obat-obatan, dan peralatan medis. Selain itu, persiapan peralatan harus disesuaikan dengan cuaca dan kondisi jalur pendakian yang diharapkan.
- Perencanaan jalur: Pendaki harus membuat perencanaan yang baik tentang jalur pendakian dan harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemandu pendakian yang berpengalaman.
- Asuransi: Asuransi harus diperoleh sebelum mendaki Gunung Everest untuk melindungi dari risiko yang mungkin terjadi selama pendakian.
- Dokumen: Dokumen yang diperlukan untuk mendaki Gunung Everest seperti paspor, visa, surat izin, dll. harus dikelola dengan baik dan dalam kondisi yang valid
- Kemampuan bahasa : Kemampuan bahasa inggris yang cukup diperlukan, terutama jika akan mengikuti pendakian dengan pemandu pendakian asing.
Itu adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendaki Gunung Everest. Namun ini tidak akan cukup, penting bagi pendaki untuk memastikan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan baik sebelum pendakian dan bekerja dengan pemandu pendakian yang berpengalaman.
Biaya untuk mendaki Gunung Everest
Biaya untuk mendaki Gunung Everest dari Indonesia dapat sangat bervariasi dan tergantung pada beberapa faktor seperti jalur pendakian yang dipilih, jumlah hari pendakian, peralatan yang digunakan, dan jasa pemandu pendakian. Secara umum, biaya untuk pendakian dari jalur Nepal akan lebih mahal dibandingkan dari jalur Tibet.
Secara umum, biaya untuk mendaki Gunung Everest dari Nepal dapat berkisar antara USD 35.000 hingga USD 130.000 atau lebih, tergantung pada jasa yang ditawarkan. Biaya ini meliputi izin pendakian, pemandu pendakian, porter, akomodasi, makanan, peralatan, dan transportasi. Pemerintah Nepal memperkenalkan biaya izin pendakian yang lebih tinggi sejak 2019.
Biaya untuk pendakian dari jalur Tibet juga cukup tinggi, berkisar antara USD 25.000 hingga USD 75.000 atau lebih, tergantung pada jasa yang ditawarkan. Biaya ini meliputi izin pendakian, pemandu pendakian, porter, akomodasi, makanan, peralatan, dan transportasi.
Namun, jika ditinjau dari Indonesia, biaya tersebut akan lebih tinggi lagi, karena harus menambah biaya penerbangan dari Indonesia ke Nepal atau Tibet dan transportasi dari bandara ke basecamp. Biaya ini dapat mencapai beberapa juta rupiah. Itu sebabnya, mendaki gunung everest dari Indonesia sangat tidak direkomendasikan kecuali bagi pendaki profesional yang telah memiliki pengalaman dan persiapan yang cukup.
Peraturan-peraturan khusus yang harus diikuti saat mendaki Gunung Everest
Ya, ada beberapa peraturan khusus yang harus diikuti saat mendaki Gunung Everest. Peraturan ini dikeluarkan oleh pemerintah Nepal dan Tibet, yang mengatur aktivitas pendakian di kawasan tersebut.
Di Nepal, peraturan pendakian Gunung Everest meliputi:
- Memperoleh izin pendakian yang sah dari pemerintah Nepal
- Bekerja dengan pemandu pendakian yang berlisensi dan berpengalaman
- Membayar biaya izin pendakian yang telah ditentukan oleh pemerintah
- Menaati peraturan lingkungan yang berlaku, seperti tidak membuang sampah dan memperhatikan konservasi alam
- Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemandu pendakian dan menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
- Memastikan bahwa persiapan pribadi dalam kondisi baik sebelum pendakian.
Di Tibet, peraturan pendakian Gunung Everest meliputi:
- Memperoleh izin pendakian yang sah dari pemerintah Tibet
- Bekerja dengan pemandu pendakian yang berlisensi dan berpengalaman
- Membayar biaya izin pendakian yang telah ditentukan oleh pemerintah
- Menaati peraturan lingkungan yang berlaku, seperti tidak membuang sampah dan memperhatikan konservasi alam
- Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pemandu pendakian dan menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
- Memastikan bahwa persiapan pribadi dalam kondisi baik sebelum pendakian.
Peraturan ini ditujukan untuk menjaga keselamatan pendaki dan melindungi lingkungan di kawasan tersebut. Sangat penting bagi pendaki untuk menaati peraturan ini dan bekerja dengan pemandu pendakian yang berlisensi untuk memastikan keselamatan dan kesuksesan pendakian.