Hati-Hati Dengan Penyakit Rabies

Rabies atau lebih dikenal dengan Penyakit Anjing Gila, merupakan penyakit zoonosis yang sangat ditakuti nomor 1 di dunia, dan merupakan penyakit penting di Indonesia karena bersifat fatal dan menimbulkan kematian bagi manusia yang terpapar. Penyakit rabies telah dikenal sejak berabad-abad lampau, penyebarannya hampir terdapat di seluruh dunia.  Menurut data WHO rabies terjadi di 92 negara dan endemik di 72 negara.  Kejadian penyakit rabies pada hewan maupun manusia hampir selalu diakhiri dengan kematian sehingga akibatnya penyakit ini menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat.   Rabies dapat terjadi pada semua hewan berdarah panas ( anjing, kucing, kera, kuda, kerbau, sapi, domba, kambing dll) termasuk juga dapat menular ke manusia. Namun demikian dari data yang ada penyebar rabies yang utama adalah anjing (92 %), kucing (6 %) dan kera (3%).

Penyebab  Rabies

Rabies disebabkan oleh virus yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur. Selain anjing, hewan yang juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia antara lain kera, kucing, musang, dan kelinci. Pada kasus yang jarang terjadi, penularan virus rabies juga dapat terjadi dari manusia ke manusia, melalui transplantasi organ. Rabies disebabkan oleh virusdari  lyssavirus golongan rhabdiviridae. Virus ini umumnya masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara penularan virus rabies dari hewan ke manusia. Saat sudah memasuki tubuh, virus rabies dapat masuk ke otak melalui sel saraf, kemudian menggandakan diri dengan cepat. Hal ini dapat menyebabkan peradangan berat pada otak dan saraf tulang belakang. Penting untuk diingat, virus rabies yang sudah menyerang otak dapat membuat kondisi pasien memburuk dan mengalami kematian dengan cepat. Penyebaran virus ke otak dapat terjadi lebih cepat jika pasien mengalami gigitan atau cakaran di area leher atau kepala.

Berikut daftar hewan-hewan yang paling mungkin untuk menularkan virus rabies ke tubuh manusia, berikut di antaranya:

  • Hewan peliharaan dan hewan ternak seperti: kucing, sapi, anjing, musang, kambing, kuda.
  • Hewan-hewan liar seperti: kelelawar, berang-berang, monyet, rubah, rakun, sigung, coyote.

Walau begitu, hampir semua manusia yang terinfeksi virus tertular secara langsung melalui hewan peliharaannya. Cara terbaik untuk menghindari rabies adalah dengan melakukan vaksinasi secara rutin pada hewan peliharaan Anda.

Gejala Rabies

Gejala rabies biasanya muncul sekitar 30–90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat membuat diagnosis rabies sedikit susah, karena penderita bisa saja lupa telah tergigit atau tercakar hewan rabies.

Gejala awal yang dapat muncul meliputi:

  • Demam
  • Kesemutan pada luka gigitan
  • Sakit kepala

Selain keluhan di atas, ada beberapa gejala lanjutan yang dapat dialami oleh penderita rabies, seperti kram otot, sesak napas, dan halusinasi. Gejala lanjutan tersebut menjadi tanda bahwa kondisi pasien makin memburuk.

Pencegahan Rabies

Pencegahan rabies dapat dimulai dengan melakukan vaksinasi pada hewan-hewan yang berpotensi menyebarkan virus rabies, seperti anjing peliharaan Anda misalnya. Di Amerika Latin, angka rabies telah menurun secara drastis sejak diberlakukan vaksinasi rabies secara massal. Hal serupa juga dilakukan di negara Thailand, dan vaksinasi menjadi langkah paling efektif dalam pencegahan virus rabies.
Selain vaksinasi ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah datangnya virus rabies, berikut di antaranya:

  • Cegah hewan peliharaan Anda berkeliaran di luar rumah
  • Laporkan hewan yang tersesat pada penampungan hewan terdekat
  • Usahakan untuk menghindari kontak secara langsung dengan hewan liar
  • Cegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies seperti kelelawar masuk ke dalam rumah Anda

Rutin vaksinasi adalah kunci mencegah penyakit rabies. Tidak hanya pada hewan namun juga pada diri Anda, terlebih jika Anda bekerja pada bidang yang bersentuhan secara langsung dengan hewan. Segera laporkan pada departemen kesehatan terdekat, jika Anda menemukan hewan yang memiliki tanda-tanda terinfeksi virus.

Pengobatan Rabies

Rabies perlu ditangani segera setelah paparan terjadi, meski gejalanya belum muncul. Pengobatan rabies adalah dengan membersihkan luka serta memberikan serum dan vaksin rabies Tujuannya untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies, sehingga infeksi dan peradangan pada otak dapat dicegah.

Akan tetapi, jika virusnya telah menginfeksi otak, penanganan akan menjadi sulit karena belum diketahui metode yang benar-benar efektif untuk mengatasinya.

 

Exit mobile version