Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang memiliki gejala utama, yaitu tinggi badan dibawah rata-rata, pendek, atau kerdil. Namun, masih banyak masyarakat yang beranggapan anaknya pendek dikarenakan faktor keturunan dan membuat mereka tidak melakukan apa-apa.
Terjadinya stunting ini dikarenakan asupan gizi yang diberikan dalam waktu 1000 hari pertama kehidupan dihitung dari hari pertama kehamilan sampai usia 2 tahun tidak sesuai dengan kebutuhan. Menurut survey status gizi Indonesia tahun 2022 sebanyak 21,6% anak di Indonesia mengalami stunting.
Faktor yang berkontribusi terhadap stunting adalah status gizi ibu yang buruk, praktek menyusui dan pemberian makan bayi atau balita yang kurang baik, serta infeksi baik yang bergejala atau infeksi suplinis yang berlangsung lama tapi tak bergejala akibat lingkungan yang tidak higienis.
1000 hari pertama kehidupan dihitung dari hari pertama kehamilan sampai usia 2 tahun, fase ini adalah fase paling penting untuk perkembangan tubuh otak, metabolism, dan sistem kekebalan tubuh.
Ini juga merupakan periode ketika fondasi kesehatan jangka panjang mereka ditetapkan, kemampuan seorang anak untuk bertumbuh, belajar, dan berkembang secara signifikan dipengaruhi oleh seberapa baik gizi dan kesehatan anak selama periode ini.
Hal ini karena perkembangan otak sangat signifikan selama periode ini, otak anak-anak dapat menciptakan 1000 sambungan saraf baru setiap detik selama Fase 1000 hari pertama kehidupan dihitung dari hari pertama kehamilan sampai usia 2 tahun.
Koneksi yang dibentuk oleh otak anak usia 3 tahun memberikan landasan bagi masa depan mereka karena otak mereka dua kali lebih sibuk dari otak orang dewasa.
Stunting yang diakibatkan oleh infeksi dan atau kurangnya nutrisi menyebabkan perkembangan otak yang tidak maksimal sehingga membuat kemampuan kognitif belajar maupun ingatan anak menjadi tidak maksimal.
Selain itu jika anak datang ke sekolah dalam keadaan sakit, sebagian besar energi serta nutrisi yang terbatas yang mereka miliki difokuskan untuk respon imun sehingga di sekolah mereka menjadi tidak fokus.
emua ini menyebabkan anak stunting memiliki nilai dan performa di sekolah yang lebih rendah, kemampuan kognitif serta belajar yang tidak berkembang maksimal saat kecil akibat stunting juga terbawa hingga dewasa.
Sehingga membuat anak stunting berakhir memiliki penghasilan yang lebih rendah, anak stunting kemungkinan besar tumbuh menjadi orang dewasa yang stunting atau memiliki tinggi badan di bawah 145 cm. Pada wanita hal ini dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan dan bayi yang dilahirkan meninggal karena kekurangan oksigen.
Hal lainnya dikarenakan kurang berkembangnya sistem imun, anak stunting cenderung mudah terkena sakit dan juga berisiko mengalami penyakit kronis terkait nutrisi saat dewasa, seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi.