Kasus Pembunuhan Berantai The Cleveland Torso Murder Yang Belum Terpecahkan

Apakah kamu tahu, bahwa ada kasus pembunuhan berantai yang sampai saat ini belum terpecahkan?

Kasus pembunuhan berantai ini dikenal dengan nama The Cleveland Torso Murder atau pembunuhan batang tubuh dari Cleveland.

Terjadinya pembunuhan berantai ini berada di wilayah kumuh Kingsbury Run, Cleveland, yang terjadi selama 4 tahun. Untuk pelaku pembunuhannya tak pernah teriidentifikasi dan diadili. Korbannya pun telah mencapai 13 orang yang dibunuh dengan cara sadis. Para korban ini ditemukan dengan kepala terpenggal dan tubuh yang sudah tidak utuh lagi.

Kingsbury Run, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat merupakan wilayah kumuh dan berbahaya di era 1930-an. Hal ini ini dikarenakan wilayah tersebut diisi oleh banyak gelandangan dan orang buangan akibat Depresi Besar yang melanda Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Saat itu banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaan sehingga mengalami kesulitan ekonomi.

Area kosong di Kingsbury Run dijadikan tempat tinggal ala kadarnya oleh tunawisma. Kemudian pada area sebelah timur dipenuhi dengan bar, tempat berjudi, dan rumah bordil yang dinamai “The Roaring Third”.

Penemuan Mayat The Cleveland Torso Murder

Reputasi yang dimiliki Kingsbury Run sebagai wilayah berbahaya semakin bertambah dengan ditemukannya mayat seorang wanita pada September 1934. Mayat ini tampak telah diamputasi pada bagian lututnya dan jasadnya ditemukan tengah mengambang di Danau Erie, Bratenahl.

Mayat wanita ini tak diketahui identitasnya, namun diperkirakan berusia 30 tahun dan mayat wanita ini dikenal dengan nama “Lady of Lake”. Dari hasil autopsi yang dilakukan oleh penyidik Kolonel A J Pierce mengatakan bahwa tak hanya di amputasi bagian lututnya saja, namun pada jasadnya terdapat semacam bahan kimia yang membuat kulit mayat menjadi merah, keras, dan kasar.

Kasus pembunuhan terhadap Lady of Lake dianggap angin lalu, sebab polisi tidak menyadari bahwa kasus pembunuhan ini merupakan kasus pertama yang terjadi dari pembunuhan berantai.

Hingga akhirnya pada September 1935, dua remaja laki-laki menemukan mayat yang usianya sekitar 20 tahunan di Bukit Jackass. Mayat ini ditemukan dalam kondisi sudah bersih dan hanya sepasang kaos kaki yang masih melekat di kakinya, kemudian lututnya sudah terpotong dan kepalanya yang sudah terpenggal. Selain itu, pada jasad korban ditemukan luka bakar dibagian pergelangan tangannya. Kemudian, Kolonel Pierce memastikan bahwa penyebab kematiannya adalah karena pemenggalan kepala.

READ  Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menerapkan Problem Based Learning

Setelah diidentifikasi, jasad itu ternyata bernama Edward Andrassy, 28 tahun. Andrassy memiliki beberapa catatan criminal di kepolisian dan dikabarkan juga merupakan seorang gay dan sering mengunjungi rumah bordil Roaring Third.

Seusai penemuan mayat Andrassy, polisi kembali menemukan mayat dengan kondisi serupa. Usianya diperkirakan 40 tahun, penemuan mayat ini tentunya menjadi penambahan daftar korban pembunuhan berantai yang terjadi. Korban ditemukan sudah terpenggal kepalanya dan kemaluannya telah  dikebiri. Kemudian pada kulitnya sudah disuntik bahan kimia. Mayat ini diperkirakan telah meninggal beberapa minggu sebelumnya.

Kasus pembunuhan pun terus berlanjut. Pada tahun 1936, potongan tubuh wanita kembali ditemukan dan terbungkus koran dengan rapi dan dimasukkan ke dalam keranjang yang ditemukan disamping gedung Hart Manufacturing di Central Avenue dekat 20th Street.

Seluruh potongan tubuh jasadnya kecuali kepala telah ditemukan di sebuah tanah kosong. Ketika diidentifikasi, terungkap bahwa korban pembunuhan ini bertanama Florence Polillo, yang merupakan pramuria dan pelayan bar yang tinggal di sekitaran The Roaring Third.

Pada bulan Juni ditahun yang sama dua bocah laki-laki menemukan seorang laki-laki berkulit putih dibungkus dengan sepasang celana panjang dekat jembatas East 55th Street.

Kemudian polisi menemukan kembali mayat laki-laki yang berusia sekitar 20 tahunan di depan gedung polisi Rainad Nikel. Mayat ini utuh kecuali bagian kepalanya yang telah hilang. Jasad pria ini memiliki enam tato yang tidak bisa diidentifikasi.

Kehebohan kembali terjadi, pihak polisi menemukan mayat pria berkulit putih yang usianya sekitar 40 tahunan. Ia tewas dipenggal saat berjalan melewati hutan di dekat Clinton Road dan Big Creek. Kepala korban ditemukan tak jauh dari jasadnya tadi. Berdasarkan bekas darah yang merembes ke tanah, diduga kuat bahwa korban memang dibunuh di tempat dimana jasadnya ditemukan.

September 1936 kembali ditemukan mayat pria tak dikenal yang dibuang di parit. Tubuh korban yang ditemukan tidak utuh dan hanya tubuh bagian bawah dan kaki yang berhasil ditemukan. Sama halnya dengan Lady of Lake korban ini tak diketahui identitasnya.

READ  Mengenal Frugal Living Gaya Hidup Sederhana

Dugaan Polisi

Teror pembunuhan yang terjadi tentunya membuat orang-orang buangan Kingsbury Run merasakan kepanikan.

Pihak kepolisian yang dipimpin oleh Kolonel A J Pierce menduga bahwa pembunuh ini merupakan orang yang mengerti dengan anatomi tubuh. Hal ini terlihat dari penggalan kepala yang terpotong rapi dengan sekali tebas di leher.

Direktur Keselamatan baru, Eliot Ness menerima tekanan dasyat dari masyarakat dan penjabat setempat. Kondisi ini merupakan hal yang tidak biasa bagi Ness yang selama ini dikenal sebagai sosok yang yang disiplin, tegas, dan paham media.

Pembunuhan Yang Masih Berlanjut

Pergantian penyidik telah dilakukan yang awalnya dipimpin oleh Kolonel Pierce digantikan oleh Sam Gerber. Kasus pembunuhan terus berlanjut tiada henti.

Februari tahun 1937, ditemukan kembali tubuh seorang wanita yang terbawa arus ke pantai timur Brahtenahl yang diperkirakan usianya sekitar 20 tahun. Penyebab kematiannya karena dipenggal dan mayat ini tak bisa diidentifikasi.

Kemudian pada Juli 1937, ditemukan tengkorak manusia oleh seorang remaja di bawah jembatan Lorain-Carnegia. Di sebelah tengkorak tergeletak karung goni yang berisi sisa-sisa tulang wanita kulit hitam yang usianya sekitar 40 tahun.

Dibulan yang sama kembali ditemukan mayat tanpa kepala di perairan Sungai Cuyahoga. Korban yang berusia 30 tahunan ini ditemukan dalam kondisi perut yang sudah hancur dan jantungnya yang robek.

April 1938 ditemukan kembali mayat di Sungai Cuyahoga. Kali ini yang ditemukan adalah tubuh bagian bawah yaitu kaki. Sebulan kemudian barulah ditemukan tubuh lainnya di dua tas goni. Untuk pertama kalinya, Koroner Gerber menemukan adanya obat-obatan dalam tubuh yang diduga diberikan ke korbannya untuk melakukan aksinya.

Pada Agustus 1938, ditemukan mayat wanita yang terbungkus blazer biru berkancing dan dibungkus dengan selimut tua. Kaki dan tangan ditemukan terpisah yang berada didalam kotak yang dibungkus dengan kertas lalu diikat dengan karet gelang. Kepalanya pun dibungkus dengan cara yang serupa.

Ketika polisi mencari potongan tubuh lainnya, polisi menemukan sisa jasad yang diletakkan dibeberapa meter dari jendela kantor Eliot Ness. Hal tersebut sontak membuat Ness dan pihak kepolisian naik pitam. Pasalnya, aksi ini terlihat seperti pelaku tengah mengejek penyidik yang dinilai lambat dalam menangani kasus.

READ  Karapan Sapi : Budaya Warisan Leluhur Yang Bergensi Di Pulau Madura

Pertengan malam tanggal 18 Agustus 1938, Eliot dan 35 petugas lainnya menggrebek Kingbury Run. Mereka mengusir sekitar 300 orang dan membakar sekitar 100 rumah kumuh disana hingga habis.

Hal ini tentunya mendapatkan kecaman dan kritikan yang tajam dari publik. Tindakan yang dilakukannya dianggap tidak menyelesaikan masalah dan membuat masyarakat semakin takut.

Dugaan Pelaku

Ada beberapa dugaan pelaku kasus pembunuhan berantai ini. Yang pertama pada tahun 1939 bernama Frank Dolezal ditangkap oleh pihak kepolisian, namun sebelum masuk ke ruang pengadilan ia ditemukan tewas gantung diri di selnya.

Saat diidentifiikasi terdapat enam tulang rusuk yang patah saat berada dalam sel tahanan. Padahal sebelum ia dibawa ke kantor polisi, ia masih baik-baik saja. Dolezal diduga dipaksa untuk mengaku sebagai pembunuh dan mengakui perbuatan keji yang tak pernah dilakukannya.

Selanjutnya ada Francis Sweeney. Ia merupakan suspek pelaku yang paling sempurna dan cocok dengan deskripsi pembunuhan Torso dari Cleveland.

Sweeney merupakan mantan prajurit medis pada era Perang Dunia I yang bertanggung jawan untuk mengamputasi para prajurit di lapangan. Sweeny diwawancarai langsung oleh Ness dan ia mengikuti dua tes poligraf secara terpisah. Namun, ia gagal dalam keduanya.

Sweeny memiliki kondisi menderita penyakit jiwa yang parah, karena hal inilah yang menjadi dugaan kuat bahwa dirinya tersangka kasus pembunuhan yang selama ini terjadi.

Sayangnya sweeny merupakan sepupu dari anggota kongres Martin Sweeny dan beberapa orang menyebutkan dirinya kebal hukum, apalagi secara sukarela ia menyerahkan dirinya ke rumah sakit jiwa.

Kecurigaan terhadapnya diperkuat lagi ketika dirinya berada di rumah sakit jiwa. Dan entah bagaimana secara kebetulan setelah dirinya dirawat sudah tidak ada lagi kasus pemenggalan dan pembunuhan.

Memasuki tahun 1939 sudah tidak ditemukan lagi kasus pembunuhan Torso Cleveland sampai sekarang. Dan kasus ini merupakan kasus pembunuhan berantai yang tidak pernah terpecahkan hingga saat ini.