Di Indonesia, negara India atau negara yang kita kenal sebagai negara yang sangat identik dengan tari-tarian bahkan di setiap film Bollywood yang diputar selalu ada scene menari tarian masyarakat India yang memang sangat unik dan berbeda dari jenis tari tarian lainnya. Budaya menari di kalangan masyarakat India memang sudah menjadi ritual wajib di setiap upacara, menariknya lagi tari-tarian yang mereka tampilkan selalu tampak sangat selaras dengan adat-istiadat warga anak benua.
Kira-kira apa alasan warga negara barat Asia tak bisa lepas dari tarian ? Hal khusus apa yang menjadi dasar begitu melekatnya tradisi menari di sana dan sampai sekarang budaya itu masih tetap eksis?
Kisah Basmasura yang Jahat dan Tamak
Usut punya usut ternyata tradisi itu ada hubungannya dengan kisah Basmasura jahat yang oleh orang Hindu disebut dengan Asura. Dia memiliki kekuatan yang dapat mengubah siapa saja menjadi abu saat tangannya menyentuh kepala. Kisah ini bermula ketika seseorang bernama ver ka menjadi salah satu pengikut Dewa Siwa ver ka adalah seorang pengikut yang sangat patuh dan bertanggung jawab pada semua perintah Dewa Siwa, verka berharap dengan sikap seperti itu ia akan mendapat pahala dari dewa.
Suatu hari mereka melakukan Tapa berat yang ditujukan pada Dewa Siwa dalam jangka waktu yang lama, Verka menunjukkan kesetiaan pada sang Dewa dengan sungguh-sungguh hingga membuat Dewa Siwa takjub dan setuju mengabulkan permintaan pengikutnya bhatara Siwa mengunjungi verka dan menanyakan Anugerah apa yang ia inginkan.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Verka meminta pada dewa untuk memberikannya keabadian. Sayangnya sang Dewa tak punya kekuatan untuk memberikan keabadian pada makhluk hidup. Lalu Verka memikirkan alternatif lain, ia meminta kekuatan sentuhan maut. Ia pun punya kekuatan mengubah siapa saja yang dia inginkan menjadi abu atau basma saat dia menyentuh kepala seseorang dengan tangannya. Tanpa berpikir panjang Batara Siwa mengabulkan permintaan pengikut setianya itu.
Setelah permintaan itu dikabulkan mereka sangat senang, namun di saat bersamaan dalam hati Verka ada keraguan pada Dewa Siwa. Ia tak sepenuhnya percaya jika sang Dewa telah memberinya anugerah sentuhan maut itu. Untuk membuktikan kebenaran perkataan sang Dewa, Verka pergi ke hutan ia mencari sesuatu yang bisa ia jadikan kelinci percobaan ia menemukan kerbau, kepala kerbau itu ia sentuh dengan tangannya dan seketika hewan berkaki empat itu berubah jadi abu. Setelah itu verka benar-benar senang dan percaya pada Dewa Siwa.
Ketamakan Verka menjadikannya Basmasura
Verka memutuskan kembali untuk menemui sang Dewa, ia ingin mengucapkan terima kasih atas kekuatan yang dimilikinya. Sayangnya kekuatan itu tidak digunakan verka dengan bijak, ia lebih senang berbuat kerusakan di bumi dan lama-kelamaan Verka pun mulai merasa jika ia sudah lebih dari kuat untuk mengambil Tahta Mahadewa dari Dewa Siwa sendiri. Hati verka diselimuti oleh kegelapan dan dibutakan oleh kekuasaan. Pada titik itu, akibat dari semua kerusakan yang ia lakukan ia mulai dikenal sebagai Basma Asura. dimana Basma memiliki arti abu dan Asura berarti iblis.
Dalam kepercayaan umat Hindu, Basma Asura berarti Abu setan. Verka yang dikenal Dewa Siwa sangat setia berubah menjadi Basma Asura yang haus akan kekuasaan dan berniat untuk mengubah dirinya menjadi abu. Dewa Siwa pun akhirnya memberikan tantangan pada Basmasura untuk menyentuh kepalanya. Basmasura menerima tantangan itu dan ia mulai mengejar Dewa Siwa akan tetapi bhatara Siwa sudah memperlambat waktu sehingga Basmasura yang sudah tergila-gila dengan kekuasaan tak bisa mendekati sang Dewa sama sekali. Meski demikian Basmasura tetap mengejar-ngejar Dewa Siwa.
Lalu di sisi lain, Dewa Wisnu yang melihat Basmasura tak akan berhenti mengejar Dewa Siwa dan mengingat jika bataraguru takkan menyakiti makhluk baik makhluk dari kawan atau musuh, Dewa Wisnu mengubah dirinya menjadi seorang wanita yang sangat cantik bernama mohini, setelah itu Mohinii turun kebumi untuk menghadapi Basmasura yang semakin lupa diri kecantikan mohini menghipnotis Basmasura yang saat itu benar-benar sudah dikuasai oleh hawa nafsu tak berpikir lama, Basmasura menyatakan keinginannya untuk mempersuntingnya. Mohini menerima tawaran itu tapi dengan syarat Basmasura harus bisa meniru setiap gerakan tari yang mohini peragakan dan harus sama persis.
Basmasura mengiyakan persyaratan itu tanpa berpikir panjang setelahnya mohini mulai menari dan Basmasura mengikuti gerakannya selama berhari-hari Basmasura terus menirukan gerakan tari ini dan makin lama makin mirip terlalu asyik menirukan gerakan tari wanita pujaannya Basmasura makin lengah tepat dipertengahan tarian mohini meletakkan telapak tangannya di atas kepala, tanpa sadar Basmasura mengikuti gerakan itu ia memegang kepalanya sendiri dengan tangannya dan dalam sekejap mata ia berubah jadi abu.
Kisah singkat dimana tarian dapat menghentikan kejahatan seorang Basmasura yang kemudian menjadi alasan mengapa tari menjadi salah satu elemen penting dalam kebudayaan India yang terus diwariskan secara turun-temurun baik untuk mereka yang beragama Hindu maupun non hindu. Dikalangan masyarakat Hindu tarian yang dibawakan oleh Mohini disebut dengan mohiniyattam. Sayangnya diera penjajahan Inggris sekitar abad ke-18, keberadaan tari ini sempat mengabur karena larangan Inggris larangan tersebut diberlakukan karena tari mohiniyattam saat itu dianggap sebagai tarian yang berkaitan dengan kegiatan prostitusi. Namun beberapa tahun sebelum India Merdeka tepatnya tahun 1940 darangan itu dicabut dan tarian tradisional melawan setan itu mulai populer lagi di kalangan masyarakat India.