Kepercayaan Burung Manguni Bagi Leluhur Minahasa Menjadi Simbol Kehidupan

Burung Manguni dipercayai sebagai burung suci yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Identitas Burung Manguni oleh Tou Minahasa di kenal dengan sebutan burung ot atau burung totosik. Burung Manguni bagi Tou minahasa memiliki simbol sakral.

Burung manguni atau dengan bahasa latin Otus Manadensis dalam kebudayaan Minahasa menempati tempat terhormat. Burung ini menjadi lambing berbagai lembagai lembaga seperti pemerintahan, organisasi bahkan gereja masehi injil di minahasa.

Burung manguni ini di percaya telah hidup lama dan bergaul dengan alam, oleh sebab itu lebih berhikmat dan  lebih berpengalaman dalam interakasinya denegan alam ciptaan tuhan. Burung ini lebih peka bergaul dengan alam sekitar dan oleh sebab itu lebih terampil mengenal alam, burung ini lebih peka terhadap terganggunya perubahan iklim, dan gejala-gejala alam lebih khusus bencana-bencana yang akan terjadi.

Dahulu Sebagian besar leluhur minahasa belum mengecap pendidikan seperti manusia saat ini, tidak mengetahui keterangan ilmiah burung manguni dan tidak memandang burung manguni sebagai burung hantu. Para leluhur dahulu hidup bergaul dengan alam bersama segala yang hidup didalamnya termasuk mempercayai keberadaan burung manguni. Mereka berbaur dan brupaya memahami bentuk-bentuk ungkapan demi kelangsungan, ketentraman dan demi kerukunan hidup semua.

READ  Mahar Menurut Adat Bugis : Adat Bugis

Para leluhur mempercayai burung manguni adalah rekan hidup sehari-hari di alam dan menganggap burung ini teman akrab bahkan dianggap sebagai pengantar manusia dengan Tuhan Yang Tinggi Dan MahaKaya Serta Yang Berkemurahan.

Bagi para leluhur burung manguni ini bukan burung hanya, oleh sebab itu burung ini sangat di sayangi dan di berikan tempat khusus dalam hati leluhur atau sebagai teman. Burung inilah pemberi syarat atau kabar kepada mereka lewat bunyi atau nyanyian dari burung manguni terserbut.

Burung Manguni Sebagai Simbol Warisan Leluhur

Jutaan simbol di perhadap kepada manusia dalam kehidupan sehari-hari sadar atau tidaknya simbol adalah sebuah system yang menjadi bangun ruang dari peradaban manusia, apapun suku bangsa dan di mana pun manusia berada. Yang terutama adalah bahwa simbol membuat kita mengerti tentang sesuatu, sesuatu yang bermakna yang ingin disampaikan oleh mereka yang pertama kali menggunakan simbol itu.

Untuk mengerti sebuah simbol, tak semua simbol-simbol warisan dari masa lalu yang masi memiliki kontekstualisasi. Ada yang justru berpendapat bahwa simbol kuno sudah tidak di perlukan lagi bagi zaman modern ini, dan kehilangan maknanya juga. seorang peneliti terkemuka seni-budaya Minahasa, pernah berkata bahwa simbol-simbol dalam kebudayaan itu sangat penting untuk mempertahankan peradaban.

READ  The Importance of Controlling Anger for Improved Emotional Control 

Untuk mempertahankan eksistensi simbol-simbol, sebuah bangsa dapat terus memiliki identitas. Simbol, tambahnya, bukan hanya tentang transfer maknawi belaka, namun lebih kepada pewarisan esensi atau nilai-nilai luhur dari sebuah kebudayaan juga bahwa untuk mendapatkan arti dari sebuah simbol sebenarnya tidak melulu lewat kajian kesejarahan saja.

Di Minahasa kita melihat Burung Manguni digunakan sebagai lambang dari macam-macam organ, mulai dari lembaga keagamaan sampai organisasi militeristik. Seluruh dunia juga telah memahami strigiformes dengan berbagai pemahaman, sesuai dengan konteks masing-masing. Keberagaman ini sesungguhnya adalah kekayaan. Kita perlu belajar menemukan makna esensial dari setiap kata, kemudian untuk menerima bahwa orang lain punya hak untuk berbeda pemahaman dengan kita.