sumber gambar : https://www.instagram.com/japanfootballassociation/
Kejutan Berikutnya di Piala Dunia Qatar 2022
Surprise kembali tercipta di babak grup Piala Dunia Qatar 2022. Sesudah tim unggulan Argentina yang kalah atas Arab Saudi, sekarang ada Jerman, juara 4 kali Piala Dunia, dibungkam wakil Asia lainnya.
Kekalahan Jerman atas Jepang di pertandingan pembuka Group E pada 23 November kemarin jelas memecah spekulasi pengamat sepak bola. Bagaimana tidak,Jerman datang dengan kedalam skuat yang lebih matang. Secara rangking, Der Panzer yang menempati rangking 11 dunia lebih baik dari Samurai Biru yang menempati rangking 24 dunia.
Pada awal laga Jerman unggul lebih dahulu di menit ke-33 saat Ilkay Gundogan berhasil mengecoh penjaga gawang Shuichi Gonda dari sepakan penalti sesudah pemain belakang Jepang Gonda melanggar bek sayap Jerman David Raum.
Pada babak pertama Jerman mengusai jalannya laga dengan 19% penguasaan bola, permainan Jepang nyaris tak berkembang pada babak ini.Tapi pada babak ke-2 , perlahan-lahan namun pasti yang didahului dengan serangkaian penyelamatan cemerlang Gonda dan kekompakan barisan pertahanan mereka, Jepang meningkatkan tempo pada akhir babak kedua dengan permainan yang tidak terduga termasuk mengganti skema permainan menjadi 3-4-3.
Hal ini membuahkan hasil dimana pada menit ke-75 Jepang berhasil menyeimbangkan skor pertandingan lewat gol Ritsu Doan. Gol ini bermula dari pergerakan Kaoru Mitoma yang menyerang pertahanan Jerman untuk selanjutnya mengoperkan si kulit bundar ke Takumi Minamino yang melepaskan tendangan terarah ke penjaga gawang Manuel Neuer.
Penjaga gawang nomor satu Jerman itu sukses menepis sepakan Minamino akan tetapi bola muntah langsung disikat Doan untuk dijebloskan ke gawang yang sudah tidak mungkin dijaga Neuer yang telah terjatuh.
Laga kelihatannya akan berakhir seri, namun tujuh menit akhir jelang waktu normal usai, dimenit ke-83, Takuma Asano menyambut operan panjang Kou Itakura dari pertahanan Jepang yang dikira offside oleh para pemain belakang Jerman.
Asano sprint dengan begitu laju yang tidak dapat dibayangi Nico Schlotrerbeck lalu kemudian menendang bola ke arah pojok atas yang tak mampu dihalau oleh Neuer. Gol ini sontak membuat pendukung Jerman tertunduk lesuh melihat keajaiban yang terjadi menjelang akhir laga.
Jerman memimpin pertandingan ini dengan 65 % penguasaan bola dan 25 tembakan kearah gawang yang dimana 8 diantaranya on target, berbanding terbalik dengan Jepang yang cuma mampu membuat 3 shot on target dari keseluruhan 11 kali percobaan.
Kekalahan ini memperpanjang rekor kotor Jerman yang roboh dalam laga babak fase grup di Piala Dunia 2018 dari Meksiko sebelum kemudian ditumbangkan oleh Korea Selatan dan pada akhirnya tidak lolos fase gugur.
Wapres Ma’ruf Amin : Ini Momentum Kebangkitan Sepak Bola Asia
Kemenangan Jepang atas Jerman juga tak luput dari perhatian petinggi negeri, terbaru Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebutkan kemenangan tim Nasional Jepang atas Jerman di laga pertama Group E Piala Dunia Qatar, sebagai peristiwa kebangkitan Asia.
“Kalau menurut saya fenomena baru dan itu kebangkitan Asia. Saya kira mungkin juga Afrika, kita lihat nanti Afrika,” kata Wakil presiden ke reporter selesai menghadiri Milad ke-18 Pondok pesantren Al Jauhari, di Garut, Jawa Barat.
“Kita ikuti nanti. Kemenangan itu menunjukkan prestasi. Ada dua kemungkinan, tim (negara) Asia prestasinya naik atau tim yang tadinya juara elite mungkin ada penurunan. Kita ikuti nanti,” tambahnya
Sempat Diremehkan Pemain Jermain
Kekalahan Tim nasional Jerman di laga pertama mereka di Piala Dunia 2022 atas Tim nasional Jepang memberikan pukulan keras buat Antonio Rudiger pemain belakang Jerman. kekalahan itu, pemain belakang Tim nasional Jerman Antonio Rudiger mendapatkan sorotan.Bek Real Madrid yang dipercayai menjaga pertahanan Tim nasional Jerman itu di saat pertandingan memberi gerakan ‘hinaan’ ke pemain Tim nasional Jepang.
Persisnya pada menit 63 saat Tim nasional Jerman masih unggul 1-0 atas Tim nasional Jepang, Antonio Rudiger turut serta beradu sprint dengan pemain Jepang Takuma Asano.
Jerman terlalu sibuk urusi Hal Kontroversial
Jerman Tak Menghargai Tuan Rumah dengan Aksi Bungkam Mulutnya Selainnya permasalahan teknis di lapangan, adapula masalah non teknis yang jadi pemicu kekalahan Jerman atas Jepang. Ketimbang fokus dengan turnamen, timnas Jerman lebih sibuk jadi aktivis dan berkampanye tentang hal-hal kontroversial.
Semenjak waktu persiapan tim sampai menjelang laga, DFB selaku asosiasi sepak bola Jerman dan timnas Jerman terus repot dengan masalah ban kapten pelangi yang dilarang keras untuk digunakan di Qatar. Bahkan juga saat sesi foto saat sebelum laga dimulai, para punggawa Jerman berfoto dengan pose menutup mulut mereka dengan tangan. Seolah memyampaikan pesan protes kepada tuan rumah Qatar.
Tindakan itu mereka lakukan sebagai wujud protes terhadap FIFA berkaitan dengan ban kapten pelangi “OneLove” yang menyimbolkan support ke barisan LGBTQ+. Dalam penjelasannya, DFB berasa jika suara mereka sudah dibungkam.
Gimmick yang sebenarnya tidak perlu ini seperti menunjukkan ketidakseriusan Jerman menyongsong Piala Dunia. Bukannya konsentrasi bermain bola, Der Panzer lebih mirip aktivis yang tengah sibuk orasi.
FIFA dan tuan-rumah Qatar telah melarang semua wujud atribut dan sikap LGBT, pejabat Jerman yang tiba ke Qatar juga tidak respect dan menghiraukan ketentuan ini. Dengan sengaja, politisi Jerman, Nancy Faeser memakai ban kapten “OneLove” saat duduk berdekatan dengan presiden FIFA, Gianni Infantino.
Tetapi, pada akhirannya, Jerman yang merasa dibungkam terkena karmanya dan jadi pihak yang terbungkam, baik di luar atau di lapangan. Foto tim Der Panzer yang tutup mulutnya dengan tangan akan selalu diingat sebagai suatu tindakan yang konyol.
Jepang Catatkan Rekor di Piala Dunia
Kemenangan 2-1 yang mereka capai di pertandingan pembuka Group E menjadi kemenangan pertama Jepang atas Jerman. Ini jadi pertama kalinya Jepang come-back dan memenangkan laga Piala Dunia sesudah kebobolan terlebih dahulu.
Samurai Biru menulis kemenangannya atas Jerman dengan penguasaan bola cuma 26,1% yang merupakan angka penguasaan bola paling rendah ke-2 dalam sejarah bagi sebuah tim yang memenangi laga di Piala Dunia. Rekor itu cuma kalah atas Korea Selatan dengan penguasaan bola 26% yang sukses menaklukkan Jerman 2-0 di Piala Dunia 2018 lalu.
Semua rekor dan kemenangan monumental itu adalah karena tangan dingin Hajime Moriyasu. Saat sebelum Piala Dunia 2022, pelatih 54 tahun itu dikritik atas pemilihan komposisi tim Samurai Biru yang meninggalkan beberapa pemain bintang, seperti Kyogo Furuhashi yang sedang on fire bersama Celtic.
Tetapi, Hajime Moriyasu rupanya betul-betul memikirkan dengan matang pemain yang dia tentukan. Seperti pada pertandingan melawan Jerman, dia menurunkan 5 pemain Bundesliga dan 1 bekas pemain Bundesliga yang tentu sudah mengenali baik watak beberapa pemain Jerman. Dua pencetak gol kemenangan Jepang tiba dari 2 pemain yang sedang merumput di Bundesliga musim ini.