Manchester United, atau yang lebih dikenal dengan sebutan MU, adalah klub sepak bola yang sangat populer di seluruh dunia. Namun, di beberapa musim terakhir, MU tidak selalu tampil gemilang seperti yang diharapkan.
Salah satu pemain yang sering mendapat kritik dari fans adalah Frederico Rodriguez the Paula Santos, atau yang biasa dipanggil Fred.
Awalnya, Fred sering menjadi bahan ejekan dan cibiran karena sering melakukan blunder dan kesalahan di lapangan. Namun, di musim ini, Fred mulai menjadi dewa penyelamat bagi MU di bawah pelatih Ten Haag. Meskipun masih ada blunder konyol yang dilakukannya, performanya mulai meningkat dan mendapat dukungan dari para fans.
Namun, tahukah kamu bagaimana cerita Fred bisa bergabung dengan MU? Pada musim 2018/2019, Fred direkrut oleh MU di era pelatih Jose Mourinho dengan harga yang tidak murah, yaitu 60 juta poundsterling.
Ekspektasi publik sangat tinggi padanya dan Mourinho harus bertanggung jawab atas performanya. Namun, Mourinho mengaku bahwa Fred bukanlah keinginannya dan dia hanya mencarikan gelandang sebagai alternatif ketika hubungannya dengan Paul Pogba memburuk. Namun, pada akhirnya, Fred menjadi satu-satunya pilihan untuk mengisi posisi tersebut.
Di musim perdananya di MU, Fred hanya bermain di 17 laga dan jarang masuk dalam skema utama. Namun, di musim 2019/2020, Fred mendapat kepercayaan penuh dari pelatih Ole Gunnar Solskjaer dan terus berkembang.
Dia menjadi bagian dari duet baru yang dijuluki “Macret” dengan McTominay. Fred berfungsi sebagai perusak lawan dengan daya jelajahnya yang tinggi, sementara McTominay berfungsi sebagai penjaga kedalaman pertahanan.
Performa Fred semakin baik dan ia mampu tampil sebanyak 48 kali di musim itu dengan dua gol dan empat assist.
Meskipun begitu, masih banyak kritik yang ditujukan pada Fred, terutama dari para legenda gelandang MU seperti Roy Keane dan Paul Scholes.
Mereka menganggap keputusan dan kecerdasan sepak bolanya buruk dan ia tidak bisa membawa MU ke level yang lebih baik. Bahkan, Fred pernah menjadi korban rasisme oleh fansnya sendiri dan diberi julukan yang sangat tidak pantas.
Namun, pada akhirnya, Fred berhasil membuktikan bahwa dia layak untuk bermain di MU dan mendapat dukungan dari para fans. Meskipun ada kesalahan dan blunder yang dilakukannya di lapangan, Fred terus berusaha untuk memperbaiki diri dan memberikan yang terbaik bagi timnya.
Dia menjadi salah satu pemain penting dalam kebangkitan lini tengah MU di beberapa musim terakhir. Fred menunjukkan bahwa, dengan kerja keras dan tekad yang kuat, siapa pun bisa mencapai sukses meskipun di awalnya dicibir dan diremehkan.