Mengenal Perbadaan Dan Persamaan Dari Suku Bali Aga dan Bali Majapahit

Bali terkenal dengan kota yang penuh dengan wisata serta adat istiadat yang unik dan membuat parawisatawan tercengah ingin mengunjungi bali. Suku Bali merupakan orang-orang dari masyarakat Jawa, yang mana mereka adalah orang-orang pada masa kerajaan Majapahit, dengan menganut agaman Hindu.

Proses Pembentukan Suku Bali

ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pembentukan daripada suku-suku yang ada di Bali, mengalami 3 masa migrasi.

Gelombang Pertama

Dalam proses mengenal daripada suku yang ada di Bali seperti Aga, dan sebagainya. Mengatakan bahwa untuk gelombang pertama, penyebabnya adalah orang-orang di seluruh Nusantara ini, menyebar ke beberapa wilayah pada masa prasejarah dulu, termasuk ke wilayah Bali.

Gelombang Dua

Gelombang ini, mengatakan bahwa persebaran orang-orang ke Bali, terjadi ketika agama Hindu mulai masuk ke Nusantara, dengan cara perlahan namun pasti. Sehingga hal tersebut juga yang menjadi efek kenapa mayoritas di sana beragama Hindu.

Gelombang Ketiga

Yang terakhir adalah gelombang tiga, yang mana baru saja kita singgung sebelumnya. Yang mana pada sekitar abad 15, orang-orang Jawa dari kerajaan Majapahit, mereka menyebar, tinggal di Indonesia, dengan membawa agama yang mereka anut, yakni Hindu.

Meski demikian, pada saat tersebut Kerajaan Majapahit sedang dalam masa kelam, yang mana di daerah Jawa sedang dalam masa kejayaan beberapa kerajaan Islam, lalu beberapa kerajaan tersebut mulai menyerang kerajaan Majapahit, agar dapat menguasai wilayah teritorial mereka. Itulah beberapa hal mengenai asal-usul dari pembentukan suku-suku yang ada di Bali, terutama dari sudut pandang latar belakang orang, serta cara penyebaran mereka, hingga ke Bali.

Persamaan dan Perbedaan Suku Bali Aga dan Bali Majapahit

Bali Aga sendiri terbentuk atas proses gelombang pertama dan kedua. Yang mana dari hal tersebut, mereka dapat dibilang sebagai orang dengan menempati pulau Bali lebih lama ketimbang dengan suku-suku Bali yang berasal dari orang-orang Jawa dari Majapahit.

Makanya dalam penamaannya sendiri, orang-orang Bali dari Majapahit, mereka bernama suku Bali Jawi. Hal tersebut merujuk kepada beberapa pembahasan yang sudah kita singgung sebelumnya. Sementara itu, persamaan dari keduanya adalah, keduanya adalah cikal bakal dari orang-orang Bali yang sampai detik ini banyak sekali pengagum dari beragai belahan dunia.

READ  Sejarah Pura Taman Ayu, Berpengaruh Terhadap Perekonomian Masyarakat Bali

Hingga membuat para turis betah jika berada di Bali, dengan keramah-tamahan mereka, serta toleransi dari mereka. Lalu keselarasan mereka dalam menjaga adat istiadat dari leluhur, atau nenek moyang mereka.

1 . Kehidupan Bali Aga

Mengenal dari suku Aga di Bali. Rata-rata dari suku tersebut, mereka tinggal di pegunungan. Banyak yang mengatakan bahwa mereka, tinggal pada wilayah yang terisolasi.

Dalam kehidupan mereka, budaya-budaya yang mereka bawa juga tercipta di sana. Seperti misalnya budaya pemakaman yang tidak menggunakan proses kremasi atau dikubur. Juga beberapa adat lain seperti mengadakan beberapa festival budaya, yang terselenggara pada setiap tanggal di bulan Juni ataupun Juli.

2. Kehidupan Bali Jawa (Majapahit)

Sementara untuk Bali Jawa yang merupakan orang dari Majapahit ini, mereka tinggal di beberapa wilayah di Bali. Hal tersebut sebenarnya merujuk kepada jumlah mereka yang cukup banyak di sana, termasuk suku sebelumnya.

Yang mana menjelma menjadi kedua suku tersebut, terbesar di Pulau Bali. Terlepas dari hal tersebut, Bali Jawa ini, mereka melestarikan budaya mereka sendiri, yakni Jawa, namun dengan sentuhan adat kerajaan dari Majapahit, serta Hindu. Hal tersebut pula yang membuat wilayah Bali ini memiliki beberapa pura, sebagai tempat ibadah dari orang-orang Hindu Majapahit kala itu.

Meski begitu, budaya yang tertonjolkan dari mereka adalah sikap toleransinya. Hal ini tergambar dengan salah satu wilayah Bali yang terdapat dua suku di sana, yakni suku Bali Majapahit, serta suku Bali Mula. Mereka hidup rukun dengan toleransi yang ada, serta penerimaan dari keduanya. Sehingga dapat hidup dengan damai, aman dan sejahtera.

Tak hanya itu, orang Bali Majapahit juga terkenal dengan kelihaian mereka dalam bercocok tanam. Hal tersebut merujuk kepada keterampilan yang memang mereka bawa sejak menginjakkan kaki di tanah Bali.

Rumah Adat Suku Bali Aga dan Bali Majapahit

Entah dalam tempat atau wilayah manapun, pasti mereka memiliki tempat yang mereka jadikan sebagai “rumah”, guna membina sebuah harmoni keluarga yang mereka inginkan. Lalu mereka membuat sebuah rumah dengan ciri khas mereka sendiri, dan membentuk struktur kehidupan sosial dengan aturan yang ada, dan siap untuk diberlakukan pada tempat tersebut.

READ  10 Daftar Kota Terpanas di Indonesia, Apakah Kota Kamu Salah Satunya?

1 . Rumah Adat Suku Bali Aga

Begitu juga dengan Bali Aga, yang mana mereka memiliki ciri khas dalam membuat sebuah rumah yang mereka desain sendiri, dan menjadi ciri khas yang bahkan tidak ada dalam wilayah Bali manapun.

Bentuk rumah dari suku Bali Aga, rata-rata mereka memanjang dan tempat yang cukup luas. Rumah-rumah tersebut menghadap ke jalan besar, dengan rata-rata rumah dikelilingi pagar ataupun tembok yang terbuat dari tanah.

Lalu dalam sebuah komplek, terdapat rumah lain yang bentuknya sangat panjang dan luas, bernama Tenganan. Tenganan ini bertujuan sebagai tempat berdiskusi para petinggi dari wilayah tersebut mengenai tata aturan dari wilayah yang menjadi teritorial mereka.

2. Rumah Adat Suku Bali Jawa Majapahit (Bali Majapahit)

Hal tersebut berbanding terbalik dengan suku Bali Jawa Majapahit Yang mana mereka membawa adat Hindu ke wilayah Bali, sehingga otomatis beberapa rumah adat mereka tidak jauh dari corak tersebut.

Yang paling terkenal adalah Gapura Candi Bentar. Tidak sedikit dari orang Bali yang menganut agama Hindu, mendefinisikan Gapura tersebut sebagai representasi dari kota Bali, dengan segudang budayanya.

Namun, sangat kental dengan budaya Hindu, yang memang mereka bangun suasananya jika ke tempat tersebut. Gapura ini mempunyai beberapa fungsi, salah satunya sebagai tempat ibadah dari penganut agama Hindu.

Tak hanya itu, corak dari Gapura ini juga sangat unik. Maka tidak heran jika beberapa turis pergi ke tempat ibadah tersebut hanya untuk melihat berbagai sudut arsitektur indah dari Gapura ini.

Pakaian Adat Suku Bali Aga dan Bali Majapahit

Mengenal suku apapun, entah Bali Aga, Majapahit, bahkan Jawa sekalipun, pasti ada yang namanya pakaian adat, dan itu sudah menjadi paket lengkap. Hal tersebut juga ada dalam kedua suku Bali ini.

READ  Makna Dari Upacara Ngaben Dan Prosesi Panjang Dalam Ngaben

1 . Pakaian Adat Suku Bali Aga

Dalam sebuah penelitian, mengatakan bahwa pakaian adat suku Bali Aga terdiri dari dua jenis, yakni bernama Teruna dan Daha. Yang mana kedua baju adat tersebut adalah baju adat dari daerah Tengana, yang juga mereka berasal dari suku Bali Aga.

Pakaian-pakaian adat tersebut berfungsi sebagai baju yang diperuntukan untuk melakukan adat penyembahan Dewa Yadya dan Manusa Yadya. Serta pakaian adat tersebut dipakai, juga berguna untuk melindungi anak-anak remaja dari gejolak labilitas yang akan mereka alami, ataupun beberapa malapetaka lain yang dapat mengancam nyawa mereka.

2. Pakaian Adat Bali Majapahit

Yang paling mencolok dalam pakaian adat dari suku Bali Majapahit, adalah kebaya Bali yang biasanya digunakan oleh beberapa wanita yang menganut agama Hindu. Pakaian adat ini biasanya digunakan untuk melakukan ibadah di Pura, dengan mengikatkan tali pada lingkar pinggang dari wanita-wanita Bali tersebut.

Sehingga kesan elegan namun masih terlihat sisi ramah, terpancar dengan sendirinya. Dan hal tersebut sangat merepresentasikan orang-orang Bali pada umumnya.

Kebudayaan dan tradisi Suku Bali Aga dan Bali Majapahit

Mengenal suku Bali, termasuk Bali Aga dan Majapahit, keduanya memiliki kebudayaan yang cukup terkenal di telinga beberapa orang, atau masyarakat Indonesia. Seperti Bali Aga misalnya. Mereka akan melakukan festival budaya, yang biasanya terselenggara pada tanggal di Bulan Juni maupun Juli.

Ataupun beberapa adat yang mengacu kepada budaya Hindu, yang terlestarikan oleh suku Bali Majapahit. Seperti misalnya adat ngaben, nyepi, dan sebagainya. Yang mana hal tersebut menjadi ciri khas mereka. Termasuk dalam upacara adat, seperti tari kecak yang mana sangat kental dengan budaya Bali, dan juga sentilan dari agama Hindu.

Itulah beberapa ulasan mengenai mengenal suku Bali Aga. Dari beberapa pembahasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa suku ini mempunyai keunikannya tersendiri. Entah dari budaya, pakaian adat, bahasa, tempat tinggal, hingga kepada asal-usul dari mereka. Sehingga kita lebih luas dalam memahami konteks berwawasan kebangsaan.