Objek Sejarah Megalitikum Tertua Di Sulawesi

Sulawesi tengah punya banyak objek sejarah yang penuh misteri. Pulau Celebes ini kental akan budaya megalitik. Manusia zaman megalitikum menggunakan batu-batu besar untuk menunjang kebutuhan hidup mereka. Secara etimologi, megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang artinya batu. Oleh karena itu, zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar. Pada periode ini, setiap bangunan yang didirikan oleh masyarakat sudah mempunyai fungi yang jelas.

Megalitikum Di Lembah Bada

Lembah Bada atau dikenal juga dengan sebutan Lembah Napu, memiliki lanskap yang indah. Pemandangan indah tersebut tampak dari hamparan savana yang luas sejauh mata memandang. Ditambah nilai-nilai sejarah yang dapat digali dari daerah ini menambah rasa keingintahuan untuk mempelajarinya lebih dalam.

patung-patung yang berukuran besar yang tersebar di wilayah Lembah Bada ini dikenal dengan sebutan Patung Palindo oleh masyarakat setempat. Palindo dalam bahasa setempat mempunyai arti “Sang Penghibur”. Penamaan patung ini merujuk kepada ukiran patung yang tampak sedang tersenyum. Patung-patung di Lembah Bada diyakini sudah ada sejak abad ke-14. Keberadaan situs yang sudah lama ini menunjukan bahwa dulunya terdapat peradaban besar ada di wilayah ini. Banyak para peneliti yang datang ke Lembah Bada untuk mencari tahu keberadaan patung-patung ini. Namun hingga saat ini, alasan dibuatnya patung-patung ini menjadi misteri. Warga sekitar lembah ini pun, yang mana merupakan keturunan dari orang-orang terdahulu, tidak mengetahui sama sekali sejarang yang ada di tanah yang mereka tinggali.

READ  Dampak Negatif Nonton Pornografi dan Solusi Bila Kecanduan

keberadaan situs megalitikum di dunia seperti di Stonehenge, Pulau Paskah, dan di Lembah Bada yang masih menjadi misteri hingga saat ini sebenarnya menyimpan potensi wisata yang sangat bagus. Hal ini tentu mengundang rasa penasaran para wisata untuk mencari tahu lebih dalam, terlebih bagi para wisatawan yang menyukai sejarah. Situs megalitikum yang ada di Lembah Bada disebutkan menjadi situs megalitikum terbesar di Indonesia.

Megalitikum Lore Lindu

Di jantung Pulau Sulawesi, tepatnya di suatu lembah yang masuk dalam area Taman Nasional Lore Lindu terdapat patung-patung berukuran raksasa yang memuat tentang sejarah dari Suku Napu, Besoa, dan Bada yang dulunya menempati lembah ini. Lembah ini bernama Lembah Bada, berjarak sekitar 145 km dari Kota Poso atau sekitar lima jam perjalanan darat melalui pegunungan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Salah satu di antaranya ialah Situs Pokekea yang menjadi kesatuan situs megalitik di Lembah Lore Lindu Sulawesi Tengah. Berdasarkan penelitian, kawasan Lore Lindu menjadi tempat situs megalitikum tertua di Indonesia. Dari hasil penanggalan karbon, ada dua periode tradisi megalitik di Lore Lindu, yakni tahun 2.500 hingga 1.500 Sebelum Masehi dan 1.500 hingga abad 1 Masehi. Namun kelangsungan hidup tradisi tersebut terjadi bersama sama. Setidaknya kawasan Lore Lindu terdapat 4 lokasi situs megalitikum. Ada Lembah Napu, Lembah Palu, Danau Lindu, dan Lembah Behoa dengan Situs Pokekeanya.

READ  7 Cara Sederhana Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anda

Hingga saat ini, peninggalan megalitik Lore Lindu terdapat 83 objek benda yang telah teridentifikasi. Sedangkan di Pokekea Lembah Behoa sendiri ada tugu (menhir), bejana batu (kalamba), meja batu (dolmen), tempat jenazah (sarkofagus) hingga batu arca. Pesona alam Lembah Behoa memang tidak mengecewakan. Topografinya berisi padang rumput yang luas. Jauh mata memandang dibatasi dengan perbukitan yang mengelilingi seluruh lembah. Lokasi Lembah Behoa di Lore Lindu sangat strategis. Berada di Sulawesi Tengah yang merupakan Jantung Pulau Sulawesi.

Lembah Behoa sendiri ditemukan puluhan benda megalitik. Ada empat arca batu yang memiliki ketinggian beragam. Posisi ketiga arca berdiri tegak, sedangkan satu arca dalam posisi terbaring. Keseluruhan arca di Pokekea digambarkan bentuknya seperti manusia. Namun hanya setengah badan tanpa kaki. Arca batu ini menjadi perhatian dunia dengan bentuk dan maknanya yang misterius.

Ukiran raut wajah arca batu di Situs Pokekea memang khas dan sama dengan situs lain di Lore Lindu. Arca batu pertama memiliki ketinggian 140 centimeter dengan lebar badan 74 centimeter dalam keadaan terbaring. Raut wajahnya berbentuk bulat, mata melotot, alis dan hidung yang menyatu dan kedua tangan yang dilipat ke perut. Arca pertama ini punya kedua telinga berbentuk bulat. Arca kedua ini sama dengan arca pertama bedanya mempunyai ketinggian 170 centimeter dan lebar 70 centimeter. Selain itu arca kedua ini tidak memiliki telinga dan tangan. Sedangkan arca ketiga memiliki tinggi 146 centimeter dan lebar 80 centimeter. Diperkirakan arca wanita dengan dada yang menonjol dan pahatan bulat pada perut. Arca keempat setinggi 140 centimeter dengan lebar 60 centimeter. Terdapat pahatan di bagian dada dengan raut hidung dan alis menyatu.

READ  Ulasan Kota New Delhi, India. Kota Terpadat Di Dunia !

Selain arca batu, ada 8 buah kalamba atau bejana batu. Bentuknya bulat silinder pada tengah terdapat lubang. Yang unik ialah ukiran badannya memiliki garis geometris dan relief berupa wajah manusia. Ukurannya bervariasi dengan tinggi 1.5 hingga 2.7 meter dan diameter 1 hingga 1.8 meter. Keseluruhan kalamba menyerupai bentuk tong dengan dugaan fungsi yang masih mengandung misteri.

Dugaannya sebagai penampungan air atau bejana. Selain itu sebagian peneliti berpendapat Kalamba merupakan kuburan. Terlepas itu, masih ada 18 buah batu kerakel, 14 buah batu dakon, 5 buah dolmen, 5 buah altar batu, 2 buah batu tetralit, 1 buah batu bergores, dan 2 buah palung batu. Semuanya menyimpan misteri purbakala yang belum terpecahkan. Dari hasil penelitian, peninggalan situs Lore Lindu menunjukkkan suatu pemukiman. Kehidupan masyarakat megalitik Lore Lindu diperkirakan menetap dalam kelompok. Stratifikasi sosialnya meyerupai kehidupan perkampungan di masa sekarang.

Pahatan batu besar di Situs Pokekea menyimpan beragam misteri yang belum terpecahkan. Keberadaanya menjadi teka-teki yang menggambarkan kehidupan nenek moyang orang Sulawesi. Pokekea dan situs di Lembah Lore Lindu merupakan bukti manusia pra sejarah Sulawesi telah memanfaatkan teknologi. Saat ini Lore Lindu dalam tahap pengajuan untuk menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO.