Pemahaman Sunda Wiwitan Dan Kepercayaan Sunda Wiwitan

Sunda wiwitan merupakan salah satu kepercayaan nenek moyang nusantara yang masih bertahan hingga kini. Para karuhan sunda mewasirkan kepercayaan sunda wiwitan secara turun temurun sehingga membuatnya masih bisa bertahan di sebagian wilayah jawa barat.

Penganut Sunda Wiwitan dapat ditemukan di beberapa desa di provinsi Banten dan Jawa Barat, seperti di Kanekes, Lebak, Banten. Menurut penganutnya, Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut sejak lama oleh orang Sunda sebelum datangnya ajaran Hindu dan Islam.

Sunda Wiwitan yang dalam Carita Parahyangan disebut “Jatisunda” itu memuat ajaran yang menekankan tentang pentingnya laku hidup sesuai tuntunan moral dan menjunjung tinggi budi pakerti. Kita bisa mengetahui ajaran tersebut dalam kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian.

Prinsip dari ajaran Sunda Wiwitan ialah konsep monotheisme kuno. Artinya, para penganut ajaran tersebut memercayai suatu “Pengatur” tertinggi yang disebut sebagai Sang Hyang Kersa atau Gusti Sikang Sawiji-wiji (Tuhan Yang Maha Tunggal).

Ada yang menarik mengenai ajaran ini dalam pengakuan para kokolot (tetua) kampung Cikeusik. Mereka menyebut bahwa orang-orang Kanekes zaman dulu bukanlah penganut Hindu atau Buddha, melainkan penganut animisme.

Jika memang itu benar, maka ajaran Sunda Wiwitan ini sangatlah purba. Artinya, jauh sebelum agama Islam datang, bahkan sebelum Hindu dan Buddha tiba, orang-orang yang berada di beberapa wilayah Jawa Barat atau Banten sudah menganut pandangan hidup atau Weltanschauung yang bernama Sunda Wiwitan.

READ  Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Perjalanan Arus Balik Lebaran

Kepercayaan Sunda Wiwitan

Animisme yang sering dalam ajaran kepercayaan tersebut tentu tidak bisa dipahami secara harfiah. Dalam pengertian sederhananya, animisme itu sendiri adalah suatu ajaran yang memercayai bahwa ada roh-roh yang bersemayam dalam benda-benda atau kawasan-kawasan tertentu.

Sering dilekatkan dengan suatu aliran re lijius yang percaya bahwa alam semesta ini merupakan pengejawantahan Tuhan, ialah panteisme. Namun, dalam sistem kepercayaan Sunda Wiwitan, animisme mempunyai pemahamannya tersendiri. bukan sekadar sikap relijius yang percaya bahwa ada roh bersemayam, katakanlah, di dalam pohon atau gua-gua.

Sunda Wiwitan mempunyai konsep tentang “Alam” yang khas. Dengan penggunaan huruf kapital dalam kata “Alam”, para penganut ajaran ini artinya tidak hanya menyembah roh-roh yang berada di dalam batu. Konsep “Alam” dalam kepercayaan Sunda Wiwitan itu mirip dengan konsep Deus sive natura dalam pemikiran filsuf Spinoza, Dunia atau alam adalah “Tuhan”, namun “Tuhan” itu sendiri lebih dari sekadar dunia.