Predikat Pulau Terpadat Di Dunia Ternyata Ada Di NTB Lho!

Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam pulau, mulai dari pulau yang terkecil hingga pulau yang terbesar. Ternyata, di Indonesia terdapat pulau yang menyandang predikat pulau terpadat di dunia. Tepatnya berada di Pulau Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yaitu Pulau Bungin.

Tak heran pulau ini menyandang predikat sebagai pulau terpadat di dunia. Karena, penduduk disini hidup saling berhimpitan, bahkan jika berkunjung kesini anda tidak akan menemukan dataran kosong maupun tepian pantai, karena sudah terisi seluruhnya dengan rumah-rumah warga.

Pulau terpadat di dunia, yaitu Pulau Bungin memiliki beberapa fakta menarik yang bisa anda temukan. Simak ulasannya sebagai berikut.

Pulau Bungin Dihuni 3.000 Jiwa

Pulau Bungin dihuni sekitar 900 kepala keluarga dengan penduduk lebih dari 3.000 jiwa. Mereka mendiami seluruh pulau dengan luas mencapai 8,5 hektar. Ternyata, penduduk Pulau Bungin jarang ada yang meninggalkan tempat tinggalnya, hal ini terjadi karena keeratan yang terjalin antara mereka. Hal inilah yang menyebabkan berkembang dengan pesat penduduk disana.

Karena kepadatannya,  rumah-rumah di Pulau Bungin sangat rapat dengan jarak hanya sekitar 1,5 meter. Karena terlalu rapat, beberapa atap rumah sampai saling bertemu.

READ  Mitos Di Balik Keindahan Curug Cikuluwung "Perempuan Tidak Boleh Memakai Berwarna Merah"

Dihuni Oleh Suku Bajo

Menurut cerita yang berkembang, Suku Bajo penghuni pulau ini pertama kali dirintis oleh Palemo Mayo, salah seorang dari 6 orang anak raja Selayar, di abad ke-19. Palemo Mayo datang ke Sumbawa sebelum terjadinya letusan gunung Tambora di daratan utama, pada tahun 1812. Ketika itu Pulau Bungin masih kosong dan hanya ditumbuhi oleh pohon bakau saja.

Sebagian besar penduduk Pulau Bungin adalah masyarakat suku Bajo, yang berasal dari Sulawesi Selatan. Mereka telah menduduki pulau ini sejak ratusan tahun silam, dengan cara bermigrasi hingga akhirnya mereka menetap di Pulau Bungin.

Awal mulanya mereka hidup di laut sekitar pantai dengan sistem perumahan di atas air laut. Seiring berjalannya waktu, penduduk disana semakin bertambah. Hingga akhirnya mereka mengusahakan daratan dengan cara menimbunnya menggunakan batu maupun karang yang sudah mati.

Asal kata Bungin dari “Bubungin” yang berasal dari bahasa Bajo dan memiliki arti tumpukan pasir putih di tengah samudera. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh mereka, bukanlah bahasa asli daerah Sumbawa, melainkan bahasa Bajo.

Tidak Membeli Lahan Untuk Membangun Rumah

Penduduk di Pulau Bungin tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli lahan. Untuk membangun rumah, penduduk Pulau Bungin hanya perlu memilih area yang masih tergenang air laut. Kemudian membuat gundukan tanah dengan bantuan terumbu karang yang sudah mati, dan ditandai dengan bendera.

READ  Mengenal Tari Thengul Asal Bojonegoro

Setelah itu, mereka bisa membangun rumah panggung di atas gundukan terumbu karang tersebut. Tetapi, kebanyakan dari mereka memilih untuk tetap tinggal satu atap dengan keluarga besarnya. Sehingga tidak aneh, jika menemukan satu rumah terdiri dari tiga sampai empat kepala keluarga.

Ritual Memperkenalkan Bayi Baru Lahir

Terdapat Ritual Toyah yang merupakan upacara khas dari masyarakat Suku Bajo. Ritual ini dilakukan untuk bayi yang baru lahir, yang mana bayi akan dipangku oleh tujuh orang perempuan secara bergantian yang duduk di atas ayunan.

Ayunan diibaratkan sebagai gelombang lautan, yang akan dihadapi sang anak saat besar nanti ketika menjadi pelaut. Ritual ini dipercayai membuat anak-anak di Pulau Bungin menjadi pandai menyelam dan berburu hasil lautan.

Itulah beberapa fakta menarik tentang Pulau Bungin yang mendapat predikat pulau terpadat di dunia. Jika berkunjung kesini anda tak perlu merasa khawatir, karena penduduk Pulau Bungin terkenal akan keramahannya dengan para wisatawan. Selain itu, wisatawan bisa merasakan sensasi memancing sendiri disini, kemudian hasil pancingan anda bisa dihidangkan di restoran apung milik warga setempat.

Jadi, apakah kalian tertarik untuk berkunjung ke Pulau Bungin?