Pura Agung Jagatnatha, Pura Terbesar Di Kota Denpasar

Masyarakat Hindu Kota Denpasar tentunya tak lepas dari kewajiban untuk bersembahyang di Pura. Salah satu Pura yang terkenal di Kota Denpasar adalah Pura Agung Jagatnatha. Terletak di jantung kota Denpasar, tepatnya di sebelah timur Lapangan Puputan Badung dan Titik Kilometer Nol Kota Denpasar, membuat letak Pura Agung Jagatnatha sangat strategis untuk dikunjungi.

Pura Agung Jagatnatha ini konon katanya adalah pura paling besar di Kota Denpasar.  Tepat pada tanggal 13 Mei 1948, akhirnya Pura Agung Jagatnatha diresmikan dan dibuka untuk kegiatan persembahyangan umat Hindu di Kota Denpasar.  Tak heran jika Pura Agung Jagatnatha selalu ramai dikunjungi masyarakat Hindu, terutama masyarakat pendatang Hindu yang tinggal atau menetap di Kota Denpasar.

Dengan melakukan persembahyangan setiap hari suci umat Hindu, seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan, dan lain sebagainya. Padmasana tertinggi dan terbesar di Kota Denpasar ini terbuat dari batu karang putih dan pada bagian menara terdapat ukiran wajah dan tangan Bhoma (anak bumi).

Konon ukiran ini dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat agar tidak mengganggu kesakralan pura. Tak seperti Pura Kahyangan Jagat lainnya yang memiliki 3 halaman (Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala), Pura Agung Jagatnatha hanya memiliki satu halaman Pura yang sangat luas.

READ  Kenapa Orang India Suka Menari & Menyanyi ?

Terdapat juga beberapa pelinggih seperti pelinggih Dalem Karang, Pelinggih Ratu Niang, dan Pelinggih Ratu Made. Ada pula bangunan Bale Paselang, Bale Gong, Bale Kulkul, Pemiyosan, pemedal agung yang berupa bangunan Kori Agung, serta bangunan candi bentar.

Daya Tarik Objek Wisata Pura Agung Jagatnatha

Objek Wisata Pura Agung Jagatnatha di Denpasar Timur Bali ramai didatangi pada hari raya besar seperti Galungan, kuningan, Saraswati, Siwaratri dan Tilem maupun purnama. Di Pura Agung Jagatnatha terdapat sebuah pelinggih Padmasana yang menjulang tinggi mencapai sekitar 15 meter. Di puncak Padmasana terdapat gambar Acintya yang dulunya dilapisi emas. Pelinggih Padmasana itu berdiri di tengah-tengah, dikelilingi kolam. Kolam yang ditumbuhi pohon teratai tersebut dihuni ribuan ikan.

Di pura ini Di samping Padmasana, di pura itu terdapat dua pelinggih tajuk berdiri di kiri-kanan, depan Padmasana. Sementara pelinggih Ratu Niang berdiri di timur laut. Di situ juga ada pelinggih Dalem Karang dan pelinggih Ratu Made. Di dekat pelinggih Ratu Niang tumbuh pohon bodi. Seperti umumnya Pura-pura yang lain, di situ juga terdapat bale kulkul, pamiyosan, bale paselang, bale gong, candi bentar, dan kori agung (pemedal agung). Di luar pura terdapat dua buah pelinggih Panglurah.

READ  Sejara Perang Pandan, Tradisi Unik Di Desa Tenganan

Pura Agung Jagatanatha terdapat padmasana (tempat suci) yang terbuat dari karang putih, dan terdiri dari sebuah tahta kosong, simbolis surga, di atas kura-kura kosmis dan dua ular naga atau pembantu mitologis, yang melambangkan dasar dunia. Sama seperti candi lain di pulau itu, Pura Agung Jagatanatha terdiri dari halaman yang luas dan serangkaian beberapa kuil diatur di sekitarnya.

Pintu masuk yang megah dan berhias dengan pola indah dari cerita dari epos Hindu, dewa-dewa dan dewi yang diukir di dinding, batu berukir berlimpah-limpah di candi yang menarik ini. Patung besar dari menara penguasa alam bawah dihalaman luar. Halaman tengah seperti sebuah galeri yang dikelilingi oleh parit.

Selain itu juga karena lokasinya yang berada pada jalur wisata dan tergolong sangat strategis, maka tak heran jika pura satu ini tidak pernah sepi pengunjung, baik yang datang beribadah maupun hanya untuk menikmati keindahan pura. Sebagai informasi, Pura Agung ini juga terbuka 24 jam bagi siapa saja yang datang untuk melakukan ibadah. Termasuk juga kedatangan para wisatawan. Namun, ada hal yang harus diperhatikan nih, guys. Pengunjung tetap harus menghormati dan tidak mengganggu kelangsungan para umat Hindu yang tengah beribadah di dalam pura ini ya

READ  Mengenal Rumah Adat Bali