Sejarah Dan Keunikan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Menurut Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak dalam penelitian Rizmoon, Rajif (2020), Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan kawasan pelestarian alam di Pulau Jawa yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan merupakan pendukung sistem kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya.

Masyarakat lokal di sekitar memiliki kemampuan untuk mengelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Terdapat 348 kampung yang berada di sekitar TNGHS dan seluruh penduduknya berkisar 99.000 jiwa. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan sumber daya hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup seperti makanan ternak, air, tumbuhan, kayu bakar, lahan pertanian dan sebagainya.

Jika masyarakat masih bergantung dekat hutan ini maka ini akan berdampak positif karena masyarakat ikut serta dalam melestarikan hutan dengan baik. Semakin tinggi keperluan masyarakat lokal maka sumber akan semakin baik. Ada beberapa jenis fauna penting yang dirawat seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lainnya.

Keberadaan Macan Tutul Jawa

Pada hasil survey 26 lokasi keberadaan macan tutul jawa melebar secara luas. Hal ini dikarenakan macan tutul memiliki wilayah yang dapat ia jelajahi. Kita dapat mengetahui jejak macan tutul berupa jejak kaki, cakaran, dan sebagainya. Pada umumnya, banyak ditemui adalah bekas cakarannya. hasil pengamatan dari beberapa kamera, didapatkan 25 rekaman macan tutul jawa. Hasilnya menunjukkan satu individu macan tutul dan tiga individu macan kumbang. Hal Ini bertujuan untuk menghindari pertikaian antara sesama individu jantan dalam perebutan wilayah.

Taman Nasional Halimun Gunung Salak memiliki beberapa sumber air di beberapa tipe tutup lahan. Sumber air yang dapat dijumpai adalah sungai, parit, dan kubangan air. Air menjadi tempat buruan macan tutul jawa karena berkumpulnya satwa.

Namun, bagi macan tutul, air bukanlah faktor yang utama dalam penentuan tempat tinggalnya. Dibandingkan dengan harimau yang suka bergantung dengan air, macan tutul jawa ini dapat bertahan hidup tanpa air selama dua sampai tiga hari karena sudah cukup dengan memakan mangsa yang mengandung air.

READ  Bagaimana Tips Mengganti Oli Mesin Motor dengan Benar?

Jumlah macan tutul dan kumbang di TNGHS ada sekitar 40 ekor, mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 5 persen. Kamera trap ini juga merekam satwa lainnya seperti owa jawa dan elang jawa. Status owa jawa di TNGHS masuk dalam kategori punah, penurunannya disebabkan perburuan liar dan perusakan hutan. Sekarang statusnya sudah kembali meningkat.

Macan tutul dikenal sebagai top predator atau predator tingkat tinggi. Terkadang, macan tutul membunuh anaknya sendiri saat pasangannya melahirkan macan tutul jantan demi kekuasaan. Macan tutul jantan yang baru dilahirkan akan disembunyikan oleh induknya. Saat ketahuan pejantan, maka bayi macan akan dibunuh tanpa alasan apapun. Macan tutul jantan tidak mau ada pesaing dalam home range atau teritorinya. Sehingga macan tutul hanya ingin terdapat satu jantan dalam teritorinya, sedangkan betina dalam satu teritori bisa dua sampai tiga ekor.

Kawasan teritori macan tutul jantan seluas 6 hingga 7 kilometer. Hewan ini memiliki ciri khas warna kuning dengan dot hitam berjemur di sekitar curug. Di teritori atau kawasan biasanya mereka menandai dengan membuat tanda goresan tanah disertai dengan urin dan feses. Biasanya di lantai hutan yang relatif datar, pada jalur yang rutin dilewati macan.

Gunung Batu

Karena letaknya yang bergunung-gunung, Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini memiliki beberapa puncak seperti Gunung Halimun Utara dan Selatan, Gunung Botol, Gunung Sanggabuana, Gunung Salak 1 dan 2, dan juga Gunung Batu. Buat para pendaki pemula, disarankan untuk latihan fisik sebelum mendaki dan juga mencoba jalur yang ramah seperti Gunung Batu. Gunung dengan ketinggian 857 mdpl ini tidak bisa dianggap remeh loh. Walaupun pendek dan ramah untuk pemula, jalurnya yang berbatu dan lumayan terjal dapat membuat para pemula merasakan adrenalin mendaki gunung ribuan mdpl. Kecil-kecil cabe rawit, julukan dari para pendaki yang sering menyambangi gunung ini. Hanya dengan Rp 15.000, kamu sudah bisa menjajal sensasi mendaki dan trekking 60 menit penuh tantangan di Gunung Batu.

READ  Apa Yang Tersembunyi Di Baik Es Antartika?

Curug Nangka

Air Terjun atau akrabnya disebut sebagai curug ini sedang viral di kalangan muda. Selain menyegarkan, curug juga bisa jadi bahan instagrammu loh ! Seperti halnya curug satu ini, Curug Nangka. Terletak di tengah hutan pinus Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, curug yang berada di ketinggian 750 mdpl memiliki hawa sejuk dan rimbun. Letaknya yang mudah dijangkau, menambah daya tarik Curug Nangka ini. Dengan tiket seharga Rp 15.000 kamu sudah bisa menikmati keindahan alam curug ini plus ikutan tren hits untuk foto instagrammu.

Kebun Teh Nirmala

Selain gunung dan curug, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak juga dilengkapi dengan ribuan hektare lahan perkebunan, khususnya kebun teh. Kebun Teh Nirmala, salah satunya. Terbentang seluas 997 Hektare, perkebunan ini menyajikan banyak kegiatan wisata yang dapat kamu lakukan. Mulai dari teawalk atau berjalan ditengah kebun teh, bersepeda, berfoto ria hingga menyesap nikmat seduhan teh yang langsung dipetik dari kebunnya. Setiap teguk nikmat tehnya, sebanding dengan indah panorama alamnya

Stasiun Penelitian Cikaniki

Sering disebut sebagai laboratorium alam, Stasiun Penelitian Cinaniki merupakan tempat untuk memantau dan meneliti satwa endemik yang hampir punah. Berada di wilayah Kampung Citalahab, stasiun ini menawarkan banyak kegiatan wisata yang dapat kamu coba. Untuk mencapai stasiun penelitian ini misalnya, terdapat dua jalur yang dapat kamu lalui dengan kegiatan trekking, lewat Kebun Teh Nirmala ataupun jalan setapak interpretasi alam. Saat memasuki hutan, kegiatan trekkingmu akan ditemani oleh suara-suara owa dan elang jawa yang menyertai.

READ  Slow Learner : Mengenali Gejala Siswa yang Kesulitan dalam Belajar

Selain trekking, para pecinta satwa dapat menikmati keseruan dari birdwatching melalui teleskop di Stasiun Penelitian Cikaniki. Kamu juga dapat mengamati langsung satwa dari ketinggian 25 meter melalui Jembatan Tajuk atau Canopy Trail. Selain pecinta satwa, para foto hunter pun pasti jatuh cinta saat berada di atas jembatan yang instagenik ini. canopy trail hanya dapat menampung lima orang dalam satu rombongan.

200 meter dari Jembatan Tajuk, terlihat home stay Stasiun Penelitian Cikaniki untuk para wisatawan yang ingin merasakan sensasi menginap ditengah hutan. Uniknya, dari penginapan ini kamu akan dibuat takjub dengan keberadaan jamur glowing yang mengeluarkan cahaya hijau di malam hari. Untuk menginap di home stay ini, wisatawan dikenakan Rp 250.000/malam untuk satu orang.

Desa Adat

Berbeda dengan kawasan konservasi pada umumnya, Taman Nasional Gunung Halimun Salak diperkaya dengan potensi wisata budayanya. ada sekitar 7 desa adat yang berada di wilayah taman nasional ini, seperti Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Sirnaresmi, Desa Adat Ciptamulya, Desa Cicarucub dan Cisungsang, Kasepuhan Citorek, dan Desa Adat Urug.

Ketujuh desa adat tersebut tergabung dalam kesatuan Kasepuhan Banten Kidul dan masih memegang erat adat dan istiadat budayanya. Jadi, untuk kamu yang senang berwisata di desa, cobalah kunjungi salah satu desa adat yang ada di wilayah taman nasional ini.