Sering Overthinking? Mari Kita Ulas : Katastropik

Sering Overthinking? Mari Kita Ulas : Katastropik

Apa itu Pemikiran Katastropik?

Pemikiran katastropik merupakan suatu cara pandang dimana seseorang menganggap bahwa hasil terburuk akan selalu terjadi dalam suatu peristiwa. Ini terjadi ketika seseorang memprediksi hasil yang tidak menyenangkan dari suatu kejadian dan kemudian memutuskan bahwa jika itu terjadi, akan menjadi bencana. Pemikiran katastropik sering dikaitkan dengan negativitas dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap masa depan.

Pemikiran katastropik adalah ketika seseorang membayangkan hasil terburuk yang mungkin terjadi dalam suatu situasi. Sebaliknya, pepatah yang menyatakan bahwa jika seseorang memutar lagu country road, mereka akan mendapatkan kembali pekerjaan, mobil, dan pasangan mereka merupakan contoh dari pemikiran yang tidak bersifat katastropik. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang tidak terlalu khawatir tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan dan lebih cenderung optimis.

Pemikiran negatif atau katastropik dapat memiliki dampak yang signifikan dalam dunia atletik. Untuk menggambarkan hal ini, banyak contoh dapat ditemukan dari arena olahraga. Pemikiran negatif dapat menghambat prestasi atletik seseorang dengan cara membatasi kepercayaan diri dan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan tentang hasil yang mungkin terjadi. Namun, dengan memperhatikan pemikiran yang positif dan fokus pada proses dan tidak hanya hasil, atlet dapat mengurangi dampak negatif dari pemikiran katastropik dan memperoleh keunggulan dalam pertandingan.

READ  Breathing Techniques for Emotional Control: A Guide to Improve Your Well-being

Menurut Psychology Today, pemikiran katastropik dapat diartikan sebagai memikirkan hasil yang tidak rasional dan terburuk. Dua cara yang umum digunakan untuk menggambarkan pemikiran katastropik adalah “membuat gunung dari sarang tikus” dan “melebihi proporsinya”. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki pemikiran katastropik cenderung terlalu membesarkan masalah atau menganggap bahwa hasil terburuk akan selalu terjadi.

Contohnya, jika bos Anda membuat komentar yang menghina tentang pekerjaan Anda, Anda mungkin akan memikirkan hasil terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya, Anda mungkin membayangkan bahwa dia akan memecat Anda dan Anda tidak akan pernah menemukan pekerjaan lain, sehingga akhirnya Anda akan menjadi tunawisma. Ini adalah contoh dari pemikiran katastropik, di mana seseorang membesarkan masalah dan memprediksi hasil terburuk yang mungkin terjadi.

Contoh kedua dari pemikiran katastropik adalah jika Anda gagal dalam ujian, Anda mungkin akan memikirkan hasil terburuk yang mungkin terjadi, seperti gagal dalam kursus, tidak lulus, dan tidak pernah mendapatkan pekerjaan. Anda mungkin juga merasa bahwa waktu dan uang yang Anda habiskan untuk kuliah terbuang sia-sia. Ini adalah contoh dari cara di mana pemikiran katastropik dapat membesarkan masalah dan memprediksi hasil terburuk yang mungkin terjadi.

READ  Rekomendasi Pulau Wisata Di Sulawesi Tengah

Berikut adalah lima cara untuk mengurangi pemikiran katastropik

  1. Identifikasi pemikiran negatif Anda.
  2. Analisis pemikiran negatif tersebut dan cari tahu apakah masuk akal atau tidak.
  3. Buatlah daftar kemungkinan hasil yang lebih positif.
  4. Fokus pada kemungkinan hasil yang lebih positif tersebut.
  5. Latihan teknik relaksasi untuk mengurangi stres dan kekhawatiran yang berlebihan.

Ingat bahwa pemikiran katastropik adalah cara pandang yang tidak selalu akurat dan bisa diubah dengan mengubah perspektif dan menjadi lebih optimis.