Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menyebar melalui luka yang terkontaminasi. Penyakit ini menyebabkan kontraksi otot yang tidak dapat dikendalikan, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam bernapas dan membuka mulut. Tetanus dapat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah tetanus.
Diagnosa Tetanus
Diagnosis tetanus dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan pada pasien. Namun, untuk memastikan diagnosis, dapat dilakukan tes laboratorium seperti:
- Tes darah untuk mengukur tingkat antibodi terhadap bakteri Clostridium tetani.
- Kultur darah atau cairan luka untuk mengidentifikasi bakteri Clostridium tetani.
- Tes elektromyografi (EMG) untuk mengevaluasi aktivitas otot dan saraf.
- Tes neuroimaging seperti CT scan atau MRI untuk mengevaluasi kerusakan otak dan saraf yang mungkin terjadi.
Sebagai tambahan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis untuk mengevaluasi riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan luka yang mungkin menyebabkan infeksi.
Gejala seseorang mengalami tetanus
Gejala tetanus dapat berbeda-beda pada setiap orang, tetapi beberapa gejala umum yang mungkin muncul adalah:
- Kontraksi otot wajah yang disebut “risus sardonicus”, yang menyebabkan senyum tidak alami dan sikap wajah tegang.
- Kontraksi otot yang tidak dapat dikendalikan yang disebut “lockjaw” atau kesulitan untuk membuka mulut.
- Kontraksi otot leher yang menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
- Kontraksi otot dada yang menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
- Kontraksi otot perut yang menyebabkan kesulitan dalam buang air besar atau buang air kecil.
- Kontraksi otot ekstremitas yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak atau berdiri.
- Rasa sakit pada otot yang terkena kontraksi.
- Kejang atau konvulsi.
- Demam dan lelah.
Beberapa gejala ini dapat muncul dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah infeksi terjadi. Namun jika ditemukan gejala tersebut segeralah mencari bantuan medis.
Seberapa bahayanya tetanus?
Tetanus dapat menjadi sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kematian dari tetanus adalah:
- Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyadari gejala dan mendapatkan perawatan.
- Ukuran dan lokasi luka yang menyebabkan infeksi. Luka yang besar atau yang terletak di daerah yang sulit dijangkau dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Kondisi kesehatan pasien sebelum terkena infeksi. Orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang menderita penyakit kronis seperti diabetes dapat lebih rentan terkena infeksi.
- Kecepatan dalam mendapatkan perawatan medis yang tepat.
- Keberhasilan dari perawatan yang diterima.
Cara menghindari terkena tetanus
Ada beberapa cara untuk menghindari terkena tetanus, diantaranya:
- Vaksinasi: Vaksinasi tetanus merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah tetanus. Vaksinasi ini dapat dilakukan pada semua usia dan dapat diberikan sebagai vaksin tunggal atau dalam kombinasi dengan vaksin lain seperti difteri dan pertusis.
- Menjaga luka bersih: Jika Anda terluka, segeralah membersihkan luka dengan air bersih dan sabun. Jangan lupa untuk menghilangkan benda asing dari luka seperti kaca atau besi.
- Menghindari kontak dengan bakteri Clostridium tetani: Jangan menyentuh atau merawat luka orang lain tanpa mengenakan sarung tangan. Jangan juga beraktivitas di lingkungan yang kotor atau yang dihuni oleh binatang.
- Memperhatikan kondisi luka: Jika luka Anda terlihat meradang atau jika Anda merasa sakit, segera periksakan ke dokter.
- Periksakan diri ke dokter: Jika Anda belum pernah di vaksin tetanus, atau tidak yakin tentang status imunisasi Anda, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan vaksinasi.
- Perawatan luka yang benar: Jika Anda terluka, pastikan untuk menutup luka dengan perban yang kering dan bersih. Jangan menutup luka dengan kasa atau kapas, karena ini dapat menyebabkan luka basah dan meningkatkan risiko infeksi.
Pengobatan saat sedang mengalami tetanus
Pengobatan untuk tetanus meliputi beberapa hal sebagai berikut:
- Antitoksin tetanus: Obat ini akan diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan untuk mengurangi efek dari toksin yang sudah masuk ke dalam tubuh.
- Antibiotik: Diberikan untuk membunuh bakteri Clostridium tetani yang menyebabkan infeksi.
- Obat relaksans otot: Diberikan untuk mengatasi kram otot yang disebabkan oleh toksin tetanus.
- Ventilator: Dapat dibutuhkan jika pasien mengalami kesulitan bernafas karena kram otot yang menyebabkan kesulitan dalam bernafas.
- Perawatan luka: Luka yang menyebabkan infeksi harus dibersihkan dan diperawat dengan baik untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
- Rehabilitasi: Pasien yang telah melewati tetanus akan membutuhkan rehabilitasi untuk memulihkan kekuatan otot yang hilang.
- Terapi intensif: Pasien yang mengalami komplikasi dari tetanus, seperti kegagalan organ, akan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Perawatan tetanus harus segera dimulai setelah diagnosis ditegakkan, karena semakin cepat perawatan diberikan, semakin baik hasilnya. Namun meskipun demikian pengobatan yang cepat dan tepat tidak dapat menjamin bahwa pasien akan sepenuhnya pulih, dan beberapa pasien tetap mengalami komplikasi yang serius.