Cendol merupakan minuman yang tak lekang oleh zaman. Minuman yang berasal dari Sunda tepatnya di daerah Bandung ini, ternyata sudah dikenal sejak zaman dahulu. Kalian bisa menikmati minuman cendol dalam keadaan hangat maupun ketika dingin.
Jenis minuman cendol biasanya terbuat dari tepung beras atau tepung ketan, kemudian dicampurkan tepung tapioka dan tepung kacang hijau. Pada umumnya, cendol berwarna hijau karena menggunakan sari daun pandan. Cendol ini menjadi dessert yang terkenal di beberapa negara bagian Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Myanmar.
Minuman tradisional yang sudah tidak asing ini, tentunya bisa kita jumpai dimana saja dengan harga terjangkau. Di daerah Jawa Barat minuman ini dikenal dengan nama “cendol”, sedangkan di daerah Jawa Tengah dikenal dengan nama “dawet”. Tetapi, orang-orang biasa menyebutnya Es Cendol Dawet.
Dengan dikenalnya minuman es cendol, kita tak hanya merasakan satu varian saja. Untuk saat ini, varian dari olahan tepung beras ini ada berbagai macam. Berikut beberapa varian yang bisa anda coba untuk nikmati.
Es Dawet Grandul Ketan Asal Blitar
Jenis es dawet satu ini berasal dari Kota Pleret, Blitar. Pada penyajian es dawet grandul ketan, dilengkapi dengan bubur sumsum yang dicampur dengan grandul. Grandul bentukannya seperti bola yang terbuat dari tepung ketan dan gula aren, dan memiliki tekstur yang kenyal dengan paduan rasa yang manis.
Olahan yang satu ini biasanya juga disajikan dengan bubur ketan hitam. Tak hanya menyegarkan, tetapi olahan es dawet grandul ketan cukup mengenyangkan juga saat disantap.
Es Dawet Telasih
Es dawet telasih merupakan olahan minuman yang berasal dari Solo. Penyebutan es dawet telasih dipakai oleh orang-orang solo, karena mereka biasa menyebut selasih dengan “telasih”.
Pada penyajiannya terdiri dari tepung ketan hijau, bubur sumsum, cendol, dan selasih. Untuk kuahnya sendiri menggunakan siraman sirup gula pasir, sehingga memiliki rasa manis yang tidak terlalu kuat.
Es Dawet Jepara
Minuman ini pastinya berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Perbedaan dari es dawet jepara pada umumnya, yaitu penggunaan tepung sagu aren sebagai bahan pembuatnya. Karena bahan pembuatan yang berbeda, membuat es dawet jepara memiliki tekstur lembut dan kenyal.
Dalam sajian es dawet jepara terdapat saus gula merah, adonan dawet, santan, irisan buah, dan es batu. Bayangkan saja paduan yang tersaji dari es dawet jepara ini, tentunya mampu membuat siapapun hendak merasakan sensasi kesegaran es dawet jepara ini.
Es Dawet Ireng
Beranjak ke varian es dawet berikutnya, yang terletak di Purworejo, tepatnya di Kecamatan Butuh bernama es dawet ireng. Penyebutan ireng pada minuman ini, karena cendolnya yang berwarna hitam, sedangkan dalam bahasa Indonesia ireng artinya hitam.
Warna hitam ini berasal dari abu merang ataupun jerami. Walaupun memiliki warna yang berbeda dari biasanya, dalam penyajiannya tetaplah sama dengan es dawet pada umumnya. Tetapi sebagian besar, es dawet ireng disajikan dalam mangkuk yang berukuran kecil.
Es Dawet Ayu
Es dawet ayu, varian cendol yang mudah ditemukan karena sudah tersebar ke penjuru Tanah Air. Es cendol dawet ayu berasal dari Banjarnegara. Minuman ini seperti cendol pada umumnya yang terbuat dari tepung beras dan warna hijau yang dihasilkan berasal dari air daun suji.
Biasanya disajikan dengan campuran gula merah cair, santan cair, potongan nangka, dan es batu. Yang menjadi ciri khas dari es dawet ayu, terletak pada gerobaknya yang memiliki simbol Semar dan Gareng yang terbuat dari kembang kanthil.
Nah, itulah beberapa varian dari jenis cendol atau dawet yang berada di Indonesia. Walaupun disuguhkan berbagai varian berbeda, namun tetap kesegaran yang patut untuk anda coba. Jadi, manakah yang menjadi es cendol kesukaan anda?