Yang tengah viral dan menjadi pembincangan ialah salah satu penyakit tropis menjadi perhatian Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan penyakit ini baru di temukan di daerah sulawesi tengah pada saat acara peringatan Hari NTDs Sedunia di selanggarakan.
Penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease (NTDs) kerap menjadi sebuah perhatian pemerintah, bagaimana tidak pemerintah berharap jika penyakit-penyakit tropis tersebut bisa dieliminasi pada tahun 2030. Pada umumnya perlu kita ketahui menjaga kesehatan itu perlu apalagi di daerah yang tropis, sulawesi tengah salah satu wilayah yang masuk daerah tropis, banyak penyakit yang datang di karenakan cuaca yang tidak menentu.
Termasuk penyakit yang kerap viral pada saat ini adalah demam keong, penyakit yang kini melanda sulawesi tengah, dan sudah mendapatkan laporan dari kementrian kesehatan RI, ada lebih 200 orang yang telah terkena penyakit tersebut. penyakit ini sudah tersebar di daerah kabupaten poso dan sigi. Akibat dari ini telah terjadi infeksi cacing parasit yang di sebarkan langsung oleh keong atau siput air. Demam keong adalah penyakit yang di sebabkan oleh cacing yang di sebarkan oleh siput air tawar. Seseorang bisa terinfeksi penyakit ini bila melakukan kontak dengan air yang terkontaminasi.
Ada pun fakta tentang demam keong yang perlu di waspadai, mulai dari proses penyebarannya hingga pencegahan yang harus di ketahui :
Penyakit demam keong paling mematikan setelah penyakit malaria
Dalam bahasa medisnya schistosomiasis adalah penyakit yang paling banyak di temukan di daerah tropis seperti negara afrika, amerika serikat hingga asia. Namun penyakit ini sangat dianggap remeh atau diabaikan oleh (NTD), jika sudah terinfeksi penyakit ini akan tetap tinggal di dalam tubuh dan merusak berbagai organ tubuh seperti kandung kemih, ginjal dan hati. Penyakit ini akan tinggal dalam tubuh sampai bertahun tahun oleh karena itu jangan meremehkan penyakit ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari segi dampak, penyakit ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit yang paling mematikan.
Menular melalui air yang terkontaminasi
Penyakit ini terjadi akibat infeksi cacing darah dari genus schistosoma. Ada tiga jenis cacing tersebut yang paling sering menginfeksi manusia, yaitu Schistosoma mansoni, S. haematobium, dan S. japonicum.
Cacing tersebut bisa temukan pada siput air tawar dan seseorang bisa terinfeksi schistosoma ketika cacing yang masih dalam bentuk larva menembus kulit saat orang tersebut kontak dengan air yang terkontaminasi. Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi cacing dewasa dan pengidap schistosomiasis bisa mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit.
siput atau keong yang membawa parasit ini hidup di air tawar, seperti sungai, danau, waduk, atau kolam. Mandi dengan air langsung dari danau atau sungai yang tidak tersaring bisa menyebabkan kamu terinfeksi penyakit tersebut. Bersentuhan dengan air yang tercemar, seperti saat berenang, bermain air, juga bisa menyebabkan kamu tertular penyakit ini. Namun, cacing tersebut tidak ditemukan di laut atau kolam renang yang mengandung klorin.
Gejala dari demam keong
Tanda dan gejala awal (yang bisa dalam beberapa hari setelah terinfeksi) mungkin adalah gatal dan ruam kulit. Gejala selanjutnya yang bisa terjadi dalam 30-60 hari setelah terinfeksi, antara lain:
- Demam.
- Panas dingin.
- Batuk.
- Nyeri otot dan nyeri.
Bila tidak diobati dalam waktu lama, gejala bisa berkembang menjadi lebih parah, seperti :
- Pembesaran hati (hepatomegali).
- Darah dalam urine yang juga disebut hematuria.
- Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil (disuria).
- Darah dalam feses (kotoran) atau disebut juga hematochezia.
- Keguguran.
Schistosomiasis kronis (tahan lama) bisa membuat kamu lebih mungkin mengembangkan bekas luka pada hati atau kanker kandung kemih.
Dalam kasus yang jarang terjadi, telur bisa menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang. Bila hal itu terjadi, pengidap bisa mengalami kejang, lumpuh, atau radang sumsum tulang belakang.
Pengobatan demam keong
penyakit ini bisa sembuh dengan obat cacing resep bernama praziquantel. Obat ini akan dokter berikan dalam bentuk pil dan biasanya untuk satu hari saja.
Namun, praziquantel paling efektif ketika cacing sudah tumbuh sedikit lebih besar. Jadi, pengobatan mungkin perlu pengidapnya ulangi beberapa minggu setelah dosis pertama.
Yang perlu di hindari adalah kurangi beraktivitas di kolam, dalau atau sungai yang terdapat siput akan menyebab schistosomiasis, dan menghindari mengonsumsi air mentah. Itulah yang perlul di ketahui dan waspadai demam keong bukanlah penyakit yang main main, jika sudah terkena gejalanya sangat di sarankan untuk memeriksakan diri kepada dokter.